PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam proses
belajar mengajar di dalam kelas dan pada suatu mata pelajaran tertentu pasti
mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Pencapaian tersebut dapat dicapai
dengan merumuskan indikator yang baik.
Rumusan indikator
yang baik (bagus) tak lepas dari standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam
sistem kurikulum KTSP sekolah mempunyai hak untuk mengembangkan kurikulum
berdasarkan pada standar yang ditentukan oleh kementrian pendidikan nasional
(MENDIKNAS), tidak hanya itu sekolah juga mempunyai hak mengembangkan kurikulum
dari muatan lokal.
Kurikulum
akan tercapai dengan baik jika perumusan silabus dan RPP berjalan dengan baik.
Pencapaian RPP dan silabus terletak pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Sedangkan pencapaian kompetensi dasar dan standar kompetensi terdapat
pada indikator.
Oleh karena
itu, merumuskan indikator merupakan hal yang sangat penting dalam proses
belajar mengajar di kelas, jika dalam suatu pembelajaran indikator belum
tercapai maka bisa dianggap pembelajaran tersebut gagal.
Dalam
makalah kami mencoba untuk mengulas bagaiman cara untuk mengembangkan
indikator.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian indikator?
2.
Apa fungsi
dan kegunaan indikator?
3.
Apa saja
komponen dari indikator?
4.
Bagaimana mekanisme
pengembangan indikator?
5.
Bagaimana
cara menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator kompetensi?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian indikator.
2.
Untuk
mengetahui fungsi dan kegunaan indikator.
3.
Untuk
mengetahui komponen-komponen dari indikator.
4.
Untuk
mengetahui mekanisme pengembangan indikator.
5. Untuk mengetahui cara menjabarkan kompetensi dasar ke
dalam indikator kompetensi.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Indikator
Indikator
adalah perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.[1]
Indikator
merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang
dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, danketerampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik pesertadidik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskandalam kata kerja operasional yang
terukur dan/atau dapat diobservasi.
Dalam
mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
ü Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata
kerja yang digunakandalam KD;
ü Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan
sekolah;
ü Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan
lingkungan/daerah.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan
penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu: (1) indikator pencapaian
kompetensi yang dikenal sebagai indikator; dan (2) indikator penilaian yang
digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai
indikator soal.
Indikator dirumuskan dalam bentuk
kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator
sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang
menjadi media pencapaian kompetensi.[2]
B.
Fungsi
Indikator
Adapun
fungsi indikator adalah:
1.
Pedoman
dalam mengembangkan materi pembelajaran
Pengembangan
materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Indikator
yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi
pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran,
potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan.
2.
Pedoman
dalam mendesain kegiatan pembelajaran
Desain
pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat dicapai
secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan
indikator yang dikembangkan, karena indikator dapat memberikan gambaran
kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator yang
menuntut kompetensi dominan padaaspek prosedural menunjukkan agar kegiatan
pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat
dengan strategi discovery-inquiry.
3.
Pedoman
dalam mengembangkan bahan ajar
Bahan ajar
perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi peserta
didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator
sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.
4.
Pedoman
dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar
Indikator
menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, sertameng evaluasi hasil
belajar, Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis
penilaian, serta pengembangan indikator penilaian. Pengembangan indikator
penilaian harus mengacu pada indikator pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan
tuntutan SK dan KD.[3]
C.
Kegunaan Perumusan
Indikator
Perumusan tujuan
(indikator) perlu karena:
- Indikator merupakan penjabaran lebih rinci dari tujuan yang lebih besar (kompetensi dasar/KD), sehingga bila indikator tercapai kemungkinan akan tercapainya KD akan lebih besar pula.
- Membantu siswa, guru, dan evaluator memahami dengan jelas apa-apa yang diharapkan sebagai hasil suatu kegiatan pembelajaran.
- Membantu siswa, sebab dengan adanya indikator ini siswa dapat mengatur waktu, energi, dan pemusatan perhatiannya pada tujuan yang akan dicapai
- Membantu guru, sebab dengan adanya tujuan ini akan dapat mengatur kegiatan pembelajarannya, metodenya, strateginya untuk mencapai tujuan tersebut
- Evaluator, sebab dengan adanya tujuan ini evaluator dapat menyusun tes sesuai dengan apa yang harus dicapai siswa
- Indikator merupakan kerangka dari pembelajaran yang guru laksanakan
- Indikator merupakan penanda tingkah laku yang harus diperlihatkan siswa seusai kegiatan pembelajaran
D.
Komponen
Indikator
Indikator harus mengandung unsur-unsur yang dapat memberikan petunjuk
kepada penyusun tes agar ia dapat mengembangkan tes yang benar-benar dapat
mengukur perilaku yang terdapat di dalamnya.
Ada 4 unsur:
Ø Audience yaitu orang yang belajar.
Ø Behavior yaitu perilaku yang spesifik yang akan dimunculkan oleh orang yang belajar
setelah selesai proses belajarnya dalam pelajaran tersebut. Perilaku ini
terdiri dari 2 bagian penting, yaitu: katakerja dan objek hasil belajar.
Komponen ini merupakan tulang punggung dari rumusan tujuan.
Ø Condition yaitu kondisi batasan yang dikenakan kepada siswa atau alat yang digunakan
siswa pada saat ia dites, bukan saat ia belajar. Misalnya:
1. Diberikan berbagai
rumus.
2. Dengan menggunakan
kriteria yang ditetapkan.
3. Dengan diberikan
kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia/Inggris/Arab.
4. Diberikan kesempatan 3
kali percobaan.
Komponen C ini dalam setiap tujuan (indikator) merupakan unsur penting
dalam menyusun tes.
Ø
Degree yaitu tingkat
keberhasilan siswa dalam mencapai perilaku. Ditunjukkan dengan batas minimal
dari penampilan suatu perilaku yang dianggap diterima. Contoh:
1. paling sedikit 80%
benar
2. minimal 90% benar
3. dalam waktu paling
lambat 2 minggu
4. minimal sejauh 3 meter
5. minimal setinggi 160 cm
E. Mekanisme Pengembangan
Indikator
1.
Menganalisis
Tingkat Kompetensi dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar[4]
Langkah
pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkatkompetensi dalam SK
dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang
dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat mengembangkan indikator
melebihi standar minimal tersebut.Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata
kerja operasional yang digunakan dalam SK dan KD.
Tingkat
kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan,
tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan
lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan. Tingkat penerapan
merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang diinginkan.
Berikut
disajikan kata-kata operasional yang dapat digunakan untuk indikator
kompetensi, baik yang menyangkut kognitif, afektif maupun psikomotorik.[5]
Kata – Kata Operasional Yang Dijabarkan Dalam Membuat Indicator
a.
Kognitif Meliputi
1)
Knowledge (pengetahuan) yaitu, menyebutkan, menuliskan, menyatakan,
mengurutkan, mengidentifikasi, mendefinisikan, mencocokkan, member nama, member
leber, dan melukiskan.
2)
Comprehension(pemahaman) yaitu, menerjemakan, mengubah,
menggeneralisasikan, menguraikan, menuliskan kembali, merangkum, membedakan,
mempertahankan, menyimpulkan, mengemukakan pendapat, dan menjelaskan.
3)
Application (penerapan ) yaitu, mengoperasikan , menghasilkan
mengatasi, mengubah, menggunakan, menunjukkan, mempersiapkan, dan menghitung.
4)
Analysis (analisis) yaitu, menguraiakan, membagi – bagi, memilih
dan membedakan.
5)
Syntnesis (sintesis) yaitu, merancang merumuskan,
mengorganisasikan, menerapkan, memadukan, dan merencanakan.
6)
Evaluation(evaluasi) yaitu, mengkritisi, menafsirkan dan memberikan
evaluasi.
b.
Efektif Meliputi.
1)
Receiving (penerimaan) yaitu mempercayai, memilih, mengikuti,
bertanya, dan mengalokasikan.
2)
Responing(menanggapi) yaitu, konfirmasi, ,menjawab, membaca,
membantu, melaksanakan, melaporkan dan menampilkan.
3)
Valuing (penamaan nilai) yaitu, menginisiasi, mengundang,
melibatkan, mengusulkan, dan melakukan.
4)
Organigastion (pengorganisasian) yaitu, menverivikasi, menyusun,
menyatukan, menghubungkan, dan mempengaruhi.
5)
Characterization (karakterisasi) yaitu menggunakan nilai – nilai
sebagai pandangan hidup, mempertahankan nilai – nilai yang sudah diyakini.
c.
Psikomotorik Atau Gerak Jiwa Meliputi
1)
Observing (pengamatan) yaitu mengamati proses, member perhatian
pada tahap – tahap sebuah perbuatan, memberi perhatian pada sebuah artikulasi .
2)
Initation (peniruan) yaitu mlatih, mengubah, membongkar sebuah
struktur, membangun kembali sebuah struktur dan menggunakan sebuah model.
3)
Practicing (pembiasaan) yaitu membiasakan prilaku yang sudah
dibentuknya, mengontrol kebiasaan agar tetap konsistem.
4) Adapting
(penyesuaian) yaitu menyesuaikan model, mengembangkan model, dan menerapkan
model.
2.
Menganalisis
Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah[6]
Pengembangan
indikator mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan
sekolah karena indikator menjadi acuan dalam penilaian.Sesuai Peraturan
Pemerintah nomor 19 tahun 2005, karakteristik penilaian kelompok mata pelajaran
adalah sebagai berikut:
Kelompok
Mata Pelajaran
|
Mata
pelajaran
|
Aspek yang
Dinilai
|
Agama dan
Akhlak Mulia
|
Pendidikan
Agama
|
Afektif
dan Kognitif
|
Kewarganegaraan
dan Kepribadian
|
Pendidikan
Kewarganegaraan
|
Afektif
dan Kognitif
|
Jasmani
Olahraga dan Kesehatan
|
Penjas
Orkes
|
OrkesPsikomotorik,
Afektif, danKognitif
|
Estetika
|
Seni
Budaya
|
Afektif
dan Psikomotorik
|
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
|
Matematika,
IPA, IPS Bahasa, dan TIK
|
Afektif, Kognitif, dan/atau Psikomotorik sesuai
karakter mata pelajaran
|
Setiap mata
pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang membedakan darimata pelajaran
lainnya. Perbedaan ini menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan
indikator. Karakteristik mata pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek
mendengar, membaca, berbicara dan menulis sangat berbeda dengan mata pelajaran
matematika yang dominan pada aspek analisis logis.Guru harus melakukan kajian
mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran sebagai acuan mengembangkan
indikator. Karakteristik matapelajaran dapat dikaji pada dokumen standar isi
mengenai tujuan, ruanglingkup dan SK serta KD masing-masing mata pelajaran.
Pengembangkan indikator memerlukan
informasi karakteristik peserta didik yang unik dan beragam. Peserta didik
memiliki keragaman dalam intelegensi dan gaya belajar. Oleh karena itu
indikator selayaknya mampu mengakomodir keragaman tersebut.
Karakteristik sekolah dan daerah
menjadi acuan dalam pengembangan indikator karena target pencapaian sekolah
tidak sama. Sekolah kategori tertentu yang melebihi standar minimal dapat
mengembangkan indikator lebih tinggi. Termasuk sekolah bertaraf internasional
dapat mengembangkan indikator dari SK dan KD dengan mengkaji tuntutan
kompetensi sesuai rujukan standar internasional yang digunakan. Sekolah dengan
keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan dalam mengembangkan indikator.[7]
3.
Menganalisis
Kebutuhan dan Potensi
Kebutuhan dan potensi
peserta didik, sekolah dan daerah perlu dianalisisuntuk dijadikan bahan
pertimbangan dalam mengembangkan indikator.Penyelenggaraan pendidikan
seharusnya dapat melayani kebutuhan pesertadidik, lingkungan, serta
mengembangkan potensi peserta didik secaraoptimal. Peserta didik mendapatkan
pendidikan sesuai dengan potensi dankecepatan belajarnya, termasuk tingkat
potensi yang diraihnya.Indikator juga harus dikembangkan guna mendorong
peningkatan mutusekolah di masa yang akan datang, sehingga diperlukan informasi
hasilanalisis potensi sekolah yang berguna untuk mengembangkan kurikulummelalui
pengembangan indikator.
4.
Merumuskan
Indikator
Dalam
merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagaiberikut:
a.
Setiap KD
dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator.
b.
Keseluruhan
indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang
digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal
KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan
kebutuhan peserta didik.
c.
Indikator
yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.
d.
Rumusan
indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkatkompetensi dan
materi pembelajaran.
e.
Indikator
harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata
kerja operasional yang sesuai.
f.
Rumusan
indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup
ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotorik.
5.
Mengembangkan
Indikator Penilaian
Indikator
penilaian merupakan pengembangan lebih lanjut dari indikator(indikator
pencapaian kompetensi). Indikator penilaian perlu dirumuskan untuk dijadikan
pedoman penilaian bagi guru, peserta didik maupun evaluator di sekolah. Dengan
demikian indikator penilaian bersifat terbuka dan dapat diakses dengan mudah
oleh warga sekolah. Setiap penilaian yang dilakukan melalui tes dan non-tes
harus sesuai dengan indikator penilaian.
Indikator
penilaian menggunakan kata kerja lebih terukur dibandingkan dengan indikator
(indikator pencapaian kompetensi). Rumusan indikator penilaian memiliki
batasan-batasan tertentu sehingga dapat dikembangkan menjadi instrumen
penilaian dalam bentuk soal, lembar pengamatan, danatau penilaian hasil karya
atau produk, termasuk penilaian diri.
Pengembangan
indikator dapat menggunakan format seperti contoh berikut.
Kompetensi
Dasar/Indikator
|
Indikator
Penilaian
|
Bentuk
|
Mendeskripsikan
perkembangan teori atom
· Mendeskripsikan
karakteristik teori atom Thomson, Rutherford, Niels Bohr, dan mekanika
kuantum
· Menghitung
perubahan energi elektron yang mengalami eksitasi
· Menghitung
panjang gelombang terbesar dan terkecil pada deret Lyman, Balmer, dan Paschen
pada spectrum atom hidrogen
|
·
Siswa dapat memvisualisasikan
bentuk atom Thomson, Rutherford, dan Bohr
·
Siswa dapat menunjukkan sikap
kerjasama, minat dan kreativitas, serta komitmen melaksanakan tugas dalam
kerja kelompok
·
Siswa dapat menunjukkan kelemahan
dari teori atom Thomson, Rutherford, atau Niels Bohr
·
Siswa dapat menghitung energi dan
momentum sudut electron berdasarkan teori atom Bohr
·
Siswa dapat menghitung besar
momentum sudut berdasarkan teori atom mekanika kuantum
·
Siswa dapat menghitung panjang
gelombang atau frekuensi terbesar dari deret Lyman, Balmer, atau Paschen
·
Siswa dapat menerapkan konsep
energi ionisasi, energi foton, dan/ atau energi foton berdasarkan data dan
deskripsi elektron dalam atom.
|
·
Penilaian hasil karya/produk
·
Tes tertulis
·
Tes tertulis
·
Tes tertulis
·
Tes tertulis
·
Tes tertulis
·
Tes tertulis
|
F.
Contoh dan Cara Menjabarkan Kompetensi dasar ke dalam Indikator
Kompetensi
1.
Mengidentifikasi
kata-kata untuk indikator kompetensi
Cara atau langkah yang
paling mudah untuk menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator kompetensi
adalah menambah kolom di sebelah kanan pada format standar kompetensi dan
kompetensi dasar, seperti berikut ini.[8]
Satuan pendidikan :
Sekolah Menengah Pertama (SMP) / Madrasah
Tsanawiyah (MTs)
Mata pelajaran :
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas :
VII, Semester 1\
Standar
kompetensi
|
Kompetensi
dasar
|
Indicator
|
1. Memahami
lingkungan kehidupan manusia
|
1.1. Mendeskripsikan bentuk muka
bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan.
1.2. Mendeskripsikan kehidupan
pada masa praksara Indonesia
|
1.1.1.
Menguraikan
1.1.2.
Menunjukkan
1.1.3.
Menjelaskan
1.2.1. Mengurutkan
1.2.2. Menggambarkan
1.2.3. Menulis Ulang
1.2.4. Menafsirkan
|
2. Memahami kehidupan social
manusia
|
2.1. Mendeskripsikan interaksi
sebagai proses social
2.2. Mendeskripsikan sosialisasi
sebagai proses pembentukan kepribadian
2.3. Mengidentifikasi bentuk –
bentuk intraksi social
2.4. Menguraikan proses interaksi
social
|
2.1.1.
Menjeleskan
2.1.2.
Mengkritisi
2.1.3.
Memberikan Evaluasi
2.2.1
Menjalaskan
2.2.2
Membedakan
2.2.3
Mempengaruhi
2.3.1
Mengidentifikasi
2.3.2
Mengurutkan
2.3.3
Mengamati
|
3. Memahami
usaha manusia memenuhi kebutuhan
|
3.1. Mendeskripsikan manusia
sebagai makhluk social dan ekonomi yang bermoral dalam kaitannya dengan usaha
memenuhi kebutuhan dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia.
3.2. Mengidentifikasi tindakan
ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan
sehari-hari
|
3.1.1
Menjelaskan
3.1.2
Mendefinisikan
3.1.3
Menunjukkan
3.1.4
Maramalkan
3.2.1
Membandingkan
3.2.2
Mengidentifikasi
3.2.3
Menerapkan
3.2.4
Manafsirkan
|
Untuk memilih
kata – kata operasional dalam indicator, bisa melihat data – data operasional
sebagaimana dikemukakan diatas, dan guru bisa menambahkan kata – kata
operasional untuk mengisi indicator yang sesuai dengan karakteristik peserta
didik, kebutuhan derah dan satuan pendidikan masing – masing.
Setelah
indicator kompetensi dari kompetensi dasar yang telah diajarkan telak
diidentifikasi selanjutnya dikembangkan dalam kalimat indicator yang merupakan
karakteristik kompetensi dasar.
2.
Mengembangkan kalimat indikator
Setelah indikator kompetensi
dari kompetensi dasar yang akan diajarkan telah diidentifikasi, selanjutnya
dikembangkan dalam kalimat indikator yang merupakan karakteristik kompetensi
dasar, sebagai berikut.
Standar Kompetensi : Memahami lingkungan kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan keragaman bentuk muka
bumi,
proses pembentukan, dan dampaknya
terhadap kehidupan
Indikator Kompetensi :
1.1.1
menguraikan keragaman bentuk muka bumi
1.1.2
menunjukkan proses pembentukan muka bumi
KESIMPULAN
Indikator adalah perilaku yang dapat
diukur dan atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar
tertentu yang menjadi acuan penilaian
mata pelajaran.
Adapun
fungsi indikator adalah: (1) Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran,
(2) Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran, (3) Pedoman dalam
mengembangkan bahan ajar, (4) Pedoman dalam merancang dan melaksanakan
penilaian hasil belajar. Komponen-komponen Indikator adalah Audience, behavior, condition, degree.
Langkah-langkah dalam mengembangan Indikator
adalah sebagai berikut: (1) Menganalisis Tingkat Kompetensi
dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (2) Menganalisis Karakteristik
Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah, (3) Menganalisis Kebutuhan dan
Potensi, (4) Merumuskan Indikator, (5) Mengembangkan Indikator Penilaian
Daftar
Pustaka
E.
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, (2006, Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya).
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=snp:merupakan acuan dalam mengmbangkan kurikulum KTSP
Gafur, Abdul, Disain instruksional: langkah
sistematis penyusunan Indikator dasar kegiatan belajar mengajar. (Solo:
Tiga Serangkai, 1986)
Gafur, Abdul, Pengaruh strategi urutan penyampaian,
umpan balik, dan keterampilan intelektual terhadap hasil belajar konsep. (Jakarta
: PPT Rajawali Pers, 1987).
[1] E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
(2006, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya),
hal 139
[3] Ibid
[4] Gafur, Abdul, Disain instruksional: langkah
sistematis penyusunan Indikator dasar kegiatan belajar mengajar. (Solo:
Tiga Serangkai, 1986), 77.
[5] E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hal
139-141.
[6] Gafur, Abdul, Pengaruh strategi urutan penyampaian, umpan balik, dan
keterampilan intelektual terhadap hasil belajar konsep. (Jakarta : PPT
Rajawali Pers, 1987), 53.
[8] E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hal
141-143.
[9] Ibid, hal
144.
Thank You Kawan
BalasHapusthanx....broo
BalasHapusmau nanya lagi neh..
kalo indikator pada kisi-kisi soal gmna??
thanx broo..
BalasHapuskalo indikator soal gmna pengembangannya?
sama2 bro anwar
BalasHapuskholil bisa d lihat d buku tentang indikatot pengembangan belajar
Terimakasih ya artikelnya sangat membantu dalam menyususn RPP.
BalasHapusWalau esensinya tetap sama, up date dong untuk indikator dalam Kurikulum 2013. Izin COPASTE
BalasHapusIzin Copast... :) Thanks
BalasHapusthanks gun .......
BalasHapusmksh pak...tapi saya izin kopas buiat referensi saya dimata kuliah...
BalasHapusIzin copast ya Bang
BalasHapusmakasih
BalasHapusTerima kasih masukannya Kang. Perumusan tujuan pembelajaran dan pengembangan indikator kompetensi adalah inti dari pembuatan rpp.
BalasHapus