14 Maret 2013

Fungsi Guru dalam Kelas

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menjadi seorang guru bukanlah tugas yang mudah. Ini dikarenakan guru mengemban peran yang sangat penting dalam keberhasilan proses pendidikan. Guru merupakan figur sentral, di tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu tugas dan peran guru bukan saja mendidik, mengajar dan melatih tetapi juga bagaimana guru dapat membaca situasi kelas dan kondisi siswanya dalam menerima pelajaran.
Untuk meningkatkan peranan guru dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa, maka guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu mengelola kelas. Karena kelas merupakan lingkungan belajar serta merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisir. Lingkungan ini perlu diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Lingkungan yang baik ialah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana fungsi dan peranan guru secara umum?
2.      Bagaimana fungsi instruksional guru di dalam kelas?
3.      Bagaimana fungsi educational guru di dalam kelas?
4.      Bagaimana fungsi managerial guru di dalam kelas?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui fungsi dan peranan guru secara umum.
2.      Mengetahui fungsi instruksional guru di dalam kelas.
3.      Mengetahui fungsi educational guru di dalam kelas.
4.      Mengetahui fungsi managerial guru di dalam kelas.

PEMBAHASAN

A.    Fungsi dan Peranan Guru secara Umum
            Seorang guru mempunyai implikasi terhadap peran dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tidak terpisahkan, antara kemampuan mendidik, membimbing, mengajar dan melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan kemampuan integratif antara yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Seseorang yang dapat mendidik tetapi tidak memiliki kemampuan membimbing, mengajar dan melatih, ia tidaklah dapat disebut sebagai guru yang paripurna. Selanjutnya seseorang yang memiliki kemampuan mengajar tetapi tidak memiliki kemampuan mendidik, membimbing dan melatih, juga tidak dapat disebut sebagai guru sebenarnya. Guru memiliki kemampuan keempat-empatnya secara paripurna. Keempat kemampuan tersebut secara terminologis akademis dapat dibedakan antara satu dengan yang lain. Namun, dalam kenyataan praktik di lapangan, keempatnya seharusnya menjadi satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Meskipun demikian seorang guru adalah manusia biasa. Ia sama sekali bukan manusia super yang tanpa cacat. Guru adalah manusia biasa yang sekaligus memiliki kelebihan dan kekurangan. Itulah sebabnya keempat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru juga berada dalam gradasi yang beraneka ragam. Ada guru yang memiliki kelebihan dalam satu kemampuan tetapi kurang dalam kemampuan lainnya.[1]
            Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Karena Proses belajar-mengajar mengandung serangkaian perbuatan pendidik/guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar-mengajar ini memiliki arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan menanamkan sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran, masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder ataupun oleh komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem, nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan Iain-lain yang diharapkan merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat tersebut. Di sinilah kelebihan manusia dalam hal ini guru dari alat-alat atau teknologi yang diciptakan manusia untuk membantu dan mempermudah kehidupannya.
Namun harus diakui bahwa sebagai akibat dari laju pertumbuhan penduduk yang cepat (di Indonesia 2,0% atau sekitar tiga setengah juta lahir manusia baru dalam satu tahun) dan kemajuan teknologi di lain pihak, di berbagai negara maju bahkan juga di Indonesia, usaha ke arah peningkatan pendidikan terutama menyangkut aspek kuantitas berpaling kepada ilmu dan teknologi. Misalnya pengajaran melalui radio, pengajaran melalui televisi, sistem belajar jarak jauh melalui sistem modul, mesin mengajar/ komputer, atau bahkan pembelajaran yang menggunak system E-learning (electronic learning) yaitu pembelajaran baik secara formal maupun informal yang dilakukan melalui media elektronik, seperti internet, CD-ROM, video tape, DVD, TV, handphone, PDA, dan lain-lain. Akan tetapi, e-learning pembelajaran yang lebih dominan menggunakan internet (berbasis web).[2]
Sungguhpun demikian guru masih tetap diperlukan. Sebagai contoh dalam pengajaran modul, peranan guru sebagai pembimbing belajar justru sangat dipentingkan. Dalam pengajaran melalui radio, guru masih diperlukan terutama dalam menyusun dan mengembangkan disain pengajaran. Demikian halnya dalam pengajaran melalui televisi.
Dengan demikian dalam sistem pengajaran mana pun, guru selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan, hanya peran yang dimainkannya akan berbeda sesuai dengan tuntutan sistem ter­sebut. Dalam pengajaran atau proses belajar mengajar guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus aktor. Artinya, pada gurulah tugas dan tanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pengajaran di sekolah.

B.     Fungsi Guru dalam Kelas
Program kelas tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara murid-murid suatu kelas. Secara etimologis atau dalam arti sempit guru yang berkewajiban mewujudkan program kelas adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau di kelas. Secara lebih luas guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian terakhir bukanlah sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu, akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa.[3]

1.      Fungsi Instruksional
Sepanjang sejarah keguruan, tugas atau fungsi guru yang sudah tradisional adalah mengajar (to teach), yaitu ; 1) menyampaikan sejumlah keterangan-keterangan dan fakta-fakta kepada murid, 2) memberikan tugas-tugas kepada mereka, dan 3) mengoreksi atau memeriksanya. Fungsi intruksional inilah yang masih selalu diutamakan oleh hampir semua orang yang disebut guru, dan fungsi instruksional ini masih dominan dalam karier besar guru.
Sebagai pengajar (instruksional) yang berfungsi merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun, dan penilaian setelah program itu dilaksanakan.[4]Guru diharapkan memiliki pengetahuan yang luas tentang disiplin ilmu yang harus diampu untuk ditransfer kepada siswa. Dalam hal ini guru harus menguasai materi yang akan diajarkan, menguasai penggunaan strategi dan metode mengajar yang akan digunakan untuk menyampaikan bahan ajar, dan menentukan alat evaluasi pendidikan yang akan digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, aspek-aspek manajemen kelas, dan dasar-dasar kependidikan.[5]
Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, menguasai penggunaan strategi dan metode yang akan diguanakan dalam proses belajar mengajar  dan memahami materi standart yang dipelajari serta menentukan alat evaluasi belajar yang akan digunakan untuk menilai hasil belajar siswa.
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Sehubungan dengan itu, sebagai seorang yang bertugas menjelaskan sesuatu, guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik, dan berusaha lebih terampil dalam memecahkan masalah. Untuk itu, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran, yaitu:
1.      Membuat ilustrasi
2.      Mendefinisikan
3.      Menganalisis
4.      Mensintesis
5.      Bertanya
6.      Merespon
7.      Mendengarkan
8.      Menciptakan kepercayaan
9.      Memberikan pandangan yang bervariasi
10.  Menyediakan media untuk mengkaji materi standart
11.  Menyesuaikan metode pembelajaran
12.  Memberikan nada perasaan

2.      Fungsi Educational
Perkembangan dan kemajuan penyelenggaraan lembaga pendidikan formal, sebagian besar tergantung pada pengetahuan dan pengertian para guru tentang fungsinya sebagai guru dan pendidik. Dalam hal ini dikalangan para guru masih terdapat pandangan dan tafsiran yang sempit dan terbatas. Mereka berpendapat  bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan sejumlah materi pengetahuan kepada sejumlah murid tertentu di dalam kelas tertentu pula. Guru-guru tersebut hanya berusaha menguasai materi bahan pelajaran yang akan disampaikannya dan sedikit pengetahuan tentang cara menyampaikannya. Guru seperti itu tidak akan lebih sekedar menjadi pelaksana instruksi atau perintah atasan secara kaku, tanpa berusaha memberikan arti yang kreatif terhadap perintah tersebut.
Fungsi guru sesungguhnya bukan hanyalah mengajar, akan tetapi juga harus mendidik (to educate). Fungsi educational ini merupakan fungsi sentral guru. Dalam fungsi ini setiap guru harus berusaha mendidik murid-muridnya menjadi manusia dewasa.
Sebagai seorang pendidik (edukator), guru berfungsi mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian insan kamil, seiring dengan tujuan Allah menciptakan manusia.[6]Guru lebih banyak menjadi sosok panutan yang memiliki nilai moral dan agama yang patut ditiru dan diteladani oleh siswa. Contoh dari keteladanan itu lebih merupakan aspek-aspek sikap dan perilaku, budi pekerti luhur, akhlaq mulia seperti jujur, tekun, mau belajar, amanah, sosial dan sopan santun terhadap sesama. Sikap dan perilaku guru yang sehari-hari dapat diteladani oleh siswa, baik di dalam maupun di luar kelas merupakan alat pendidikan yang diharapkan akan membentuk kepribadian siswa kelak di masa dewasa. Dalam konteks inilah maka sikap dan perilaku guru menjadi semacam bahan ajar secara tidak langsung yang dikenal dengan hidden curriculum. Sikap dan perilaku guru menjadi bahan ajar yang secara langsung dan tidak langsung akan ditiru dan diikuti oleh para siswa.[7]
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standart kualitas pribadi tertentu, yang menyangkup tanggung jawab, wibawa, madiri dan disiplin.
Peranan ini akan dapat dilaksanakan bila guru memenuhi syarat-syarat kepribadian dan penugasan ilmu. Guru akan mampu mendidik dan mengajar apabila dia mempunyai kestabilan emosi, memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk memajukan anak didik, bersikap realistik, jujur dan terbuka serta peka terhadap perkembangan, terutama terhadap inovasi pendidikan.
Sehubung dengan peranannya sebagai pendidik, guru harus menguasai ilmu antara lain mempunyai pengetahuan yang luas, menguasai bahan pelajaran serta ilmu-ilmu yang bertalian dengan mata pelajaran/bidang study yang diajarkan, menguasai teori dan praktek mendidik, teori kurikulum metode pengajaran, teknologi pendidikan teori evaluasi psikologi belajar dan sebagainya.[8]

3.      Fungsi Managerial
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat menegelola kelas dengan baik karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pengajaran. Anak didik tidak mustahil akan merasa bosan untuk tinggal lebih lama di kelas. Hal ini akan berakibat mengganggu jalannya proses interaksi edukatif. Kelas yang terlalu padat dengan anak didik, pertukaran udara kurang, penuh kegaduhan, lebih banyak tidak menguntungkan bagi terlaksananya interaksi edukatif yang optimal. Hal ini tidak sejalan dengan tujuaan umum dari pengelolaan kelas, yaitu menyediakan dan menggunakana fasilitas kelas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik dan optimal. Jadi maksud dari pengelolaan kelas adalah agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.[9]
            Kualitas dan kuantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung pada banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi antara siswa di dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas.
            Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, meyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
            Sebagai manajer guru bertanggung jawab memelihara lingkungan fisik kelasnya agar senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan atau membimbing proses-proses intelektual dan sosial di dalam kelasnya. Dengan demikian guru tidak hanya memungkinkan siswa belajar, tetapi juga mengembangkan kebiasaan bekerja dan belajar secara efektif dikalanagn siswa.[10]
            Menurut Ivor K.devais, salah satu kecenderungan yang sering dilupakan adalah melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa dan bukan mengajarnya guru. Dalam hubungannya dengan pengelolaan pembelajaran, Alvin C.Eurich menjelaskan prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan guru, sebagai berikut:
a.       Segala sesuatu yang dipelajari siswa, maka siswa harus mempelajarinya sendiri
b.      Setiap siswa yang belajar memiliki kecepatan masing-masing
c.       Seorang siswa akan belajar lebih banyakapabila setelah selesai melaksanakan tahapan kegiatan diberikan reinforcement
d.      Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti
e.       Apabila siswa diberi tanggung jawab, maka ia akan lebih termotivasi untuk belajar.
Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran ada dua macam kegiatan yang harus dilakukan, yaitu mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Sebagai manajer, guru memiliki empat fungsi umum, yaitu:
a.       Merencanakan tujuan belajar
b.      Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar
c.       Memimpin, yang meliputi memotivasi, mendorong dan menstimulasi siswa
d.      Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan.
Fungsi perencanaan merupakan fungsi yang sangat penting bagi seorang manager. Kegiatan-kegiatan dalam melaksanakan fungsi perencanaan diantaranya meliputu memperkirakan tuntutan dan kebutuhan, menentukan tujuan, menulis silabus kegiatan pembelajaran, menetukan topik-topik yang akan dipelajari, mengalokasikan waktu. Serta menentukan sumber-sumber yang diperlukan. Melalui fungsi perencanaan ini, guru berusaha menjembatani jurang antara di mana murid berada dan ke mana mereka harus pergi. Keputusan semacam ini menuntut kemampuan berpikir kreatif dan imajinatif, serta meliputi sejumlah besar kegiatan yang pada hakikatnya tidak teratur dan tidak berstruktur.
Fungsi pengorganisasian melibatkan penciptaan secara sengaja  suatu lingkungan pembelajaran yang kondusif serta melakukan pendelegasian tanggung jawab dalam rangka mewujudkan tujuan program pendidikan yang telah direncanakan. Pengorganisasian, pengaturan-pengaturan sumber , hanyalah alat atau sarana saja untuk mencapai apa yang harus diselesaikan. Tujuan akhirnya adalah membuat agar siswa dapat bekerja dan belajar bersama-sama. Harus diingat, pengorganisasian yang efektif hanya dapat diciptakan manakala siswa bisa belajar secara individual, karena pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai adalah siswa secara individual walaupun pengajaran itu dilaksanakan secara klasikal. Keputusan yang berhubungan dengan pengorganisasian ini memerlukan pengertian mendalam dan perhatian terhadap siswa secara individual.
Fungsi memimpin atau mengarahkan adalah fungsi yang bersifat pribadi yang melibatkan gaya tertentu. Tugas memimpin ini adalah berhubungan dengan membimbing, mendorong, dan mengawasi murid, sehinggga mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tujuan akhirnya adalah untuk membangkitkan motivasi dan mendorong murid-murid sehingga mereka menerima dan melatih tanggung jawab untuk belajar mandiri.
Fungsi mengawasi bertujuan untuk mengusahakan peristiwa-peristiwa yang sesuai dengan rencana yang telah disusun. Dalam batas-batas tertentu fungsi pengawasan melibatkan pengambilan keputusan yang berstruktur, walaupun proses tersebut mungkin sangat kompleks, khususnya bila mengadakan kegiatan remidial.[11]
Sebagai manager, pendidik memiliki peran untuk menegakkan ketentuan dan tata tertib yang telah disepakati bersama di sekolah, memeberikan arahan atau rambu-rambu ketentuan agar tata tertib disekolah dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh seluruh warga sekolah.[12]

KESIMPULAN

Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tidak terpisahkan, antara kemampuan mendidik, membimbing, mengajar dan melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan kemampuan integratif antara yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan.
Fungsi instruksional guru adalah mengajar (to teach), yaitu ; menyampaikan sejumlah keterangan-keterangan dan fakta-fakta kepada murid, memberikan tugas-tugas kepada mereka, mengoreksi atau memeriksanya, merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun, dan penilaian setelah program itu dilaksanakan.
Sebagai seorang pendidik (edukator), guru berfungsi mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian insan kamil, seiring dengan tujuan Allah menciptakan manusia. Guru lebih banyak menjadi sosok panutan yang memiliki nilai moral dan agama yang patut ditiru dan diteladani oleh siswa. Guru harus memiliki standart kualitas pribadi tertentu, yang menyangkup tanggung jawab, wibawa, madiri dan disiplin.
Sebagai manajer, guru memiliki empat fungsi umum, yaitu: merencanakan tujuan belajar, mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar, memimpin, yang meliputi memotivasi, mendorong dan menstimulasi siswa, dan mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan.


[1] Suparlan, Menjadi Guru Efektif, (Yogyakarta: Hikayat, 2005), hal 25.

[3] Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, (Jakarta: CV Haji Masagung, 1981), hal 123.

[4] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hal 63.
[5] Suparlan, Menjadi Guru Efektif,  hal 28.
[6] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hal 63.
[7] Suparlan, Menjadi Guru Efektif, hal 28.
[9] Syaiful Bahri D, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal 47.
[10] Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1995), hal 10.
[11] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2006), hal 22-24
[12] Suparlan, Menjadi Guru Efektif, hal 29.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pastikan Komentarmu .......

Membantu untuk merubah dunia !?!?!?!?!?

Copyright 2011
Hayyan Ahmad

Powered by
Free Blogger Templates
SELAMAT DATANG DI HAYYAN-AHMAD.BLOGSPOT.COM | DAPATKAN UPDATE MAKALAH TERBARUKU DAN CATATAN HIDUPKU | UNTUK KENYAMANAN MEMBACA GUNAKAN SELALU INTERNET ACESS 3Mbps | APA BILA INGIN MENG-COPY INFORMASI/ARTIKEL DI BLOG INI | JANGAN LUPA TINGGALKAN JUGA COMMENT ANDA | HATUR NUWUN eh salah MATUR NUWON | ASSALAMUALAIKUM