14 Maret 2013

PAI SMA UAS


1.      Ada beberap rambu-rambu dalam pengembangan bahan ajar, di antaranya :
ß  Kecermatan
ß  Ketepatan Cakupan
ß  Kemudahan
ß  Penggunaan bahasa
ß  pelengkap komponen
JAWABAN
A.    Kecermatan Isi
Mengandung dua hal yaitu Pertama, validitas isi atau kebenaran secara keilmuan. Kedua, keselarasan isi atau kebenaran isi yang disusun berdasrkan sistem nilai yang dianut oleh suatu masyarakat atau bangsa. Kedua hal itu akan menjadi system yang Akurat dan sahih sehingga tidak ada konsep yang salah/keliru.
Validitas isi menunjukkan tentang isi bahan ajar yang tidak dikembangkan secara asal-asalan. Isi bahan ajar dikembangkan berdasarkan konsep dan teori yang berlaku dalam bidang ilmu serta sesuai dengan kemutakhiran perkembangan bidang ilmu dan hasil penelitian empiris yang dilakukan dalam bidang ilmu tersebut. Maka dengan demikian isi bahan ajar dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Untuk dapat menjaga validitas isi, dalam pengembangan bahan ajar, pembimbing harus selalu menggunakan buku acuan atau bahan pustaka yang berisi hasil-hasil penelitian empiris, teori dan konsep yang berlaku dalam suatu bidang ilmu, serta perkembangan mutakhir suatu bidang ilmu. Teori dan konsep yang berlaku dalam suatu bidang ilmu dapat diperoleh di ensiklopedi ataupun buku teks bidang ilmu. Sementara hasil penelitian empiris dan perkembangan mutakhir suatu bidang ilmu dapat diperoleh dari berbagai jurnal penelitian yang tercetak ataupun jurnal elektronik.
Dalam rangka mengkaitkan bahan ajar dengan lingkungan sekitarnya serta wawasan budaya, pembimbing dapat mengkaji dulu kemungkinan dan ketersediaan bahan di lingkungan sekitar dan budaya lokal yang dapat digunakan untuk menjadi bahan ajar bagi suatu topik tertentu dari bidang suatu ilmu. Dengan demikian dapat diperoleh bahan ajar yang sahih isinya , akrab lingkungan dan berwawasan budaya dan tidak terdapat adanya kesalahan konsep”.
Keselerasan isi berarti kesesuaian isi bahan ajar dengan sistem nilai dan falsafah hidup yang berlaku dalam negara atau masyarakat. Dalam sitem nilai masyarakat inilah yang perlu diakomodasikan dalam bahan ajar. Bahkan bahan ajar menjadi sarana untuk penyampaian sistem nilai tersebut dan pembelajaran merupakan upaya pelestarian sistem nilai tersebut. Dan jika suatu saat ada bahan ajar yang mengabaikan sistem nilai tersebut maka bahan ajar tersebut yang tidak tepat.
B.     Ketepatan Cakupan
Mengandung keluasan dan kedalaman materi atau kemutakhiran materi yang artinya sebagai substansi bahan ajar sesuai dengan perkembangan terkini, serta keutuhan konsep yang dibahas berdasarkan bidang ilmunya.  
Keluasan dan kedalaman isi bahan ajar sangat berhubungan dengan keutuhan konsep berdasarkan bidang ilmu ini di tentukan oleh suatu tujuan. Pada tujuan tersebut dapat menentukan seberapa luas, dalam, dan utuh topik yang akan disajikan kepada pembimbing. Kemudian kembangkanlah bahan ajar, materi pokok dan komponennya berdasarkan pada materi yang telah ditentukan. Tentunya, tujuan pembelajaran atau topik tertentu di sekolah Lanjutan Tingkat Pertama akan berbeda dengan tujuan pembelajaran atau topik yang sama di Sekolah Menengah Umum. Dalam hal ini, keluasan maupun kedalamannya akan berbeda, sehingga bahan ajarnya pun memiliki keluasan dan kedalaman yang berbeda.
C.    Kemudahan
Berkaitan dengan konsep bahan ajar yang bisa dipahami dan dimengerti oleh siswa sebagai pengguna sehingga sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
Bahan ajar, menggunakan media apapun, harus memiliki tingkat ketercernaan yang tinggi. Artinya bahan ajar dapat dipahami dan isinya dapat dimengerti oleh peserta dengan mudah. Ada enam hal yang mendukung tingkat ketercernaan bahan ajar, sebagai berikut.
1.      Pemaparan yang Logis
Bahan ajar dipaparkan secara logis, misalnya mulai dari yang umum ke yang khusus atau sebaliknya (deduktif atau induktif), dari yang mudah ke yang sukar, atau dari yang inti ke yang pendukung. Maka peserta dapat dengan mudah mengikuti pemaparan, dan dapat segera mengkaitkan pemaparan tersebut dengan informasi yang sebelumnya.
2.      Penyajian Materi yang Runtut
Bahan ajar disajikan secara sistematis, tidak meloncat-loncat. berkaitan antar materi/topik dijelaskan dengan cermat, kemudian setiap topik disajikan secara sistematis dengan strategi penyajian uraian. Urutan strategi penyajian dapat berubah-ubah sehingga tidak membosankan, namun setiap bagian perlu diberi penjelasan yang memadai sehingga tidak membingungkan peserta. Keruntutan penyajian isi bahan ajar mempermudah peserta dalam belajar, dan juga menuntun peserta untuk terbiasa berpikir runtut.
3.      Contoh dan Ilustrasi yang Memudahkan Pemahaman
Untuk menyajikan suatu topik dan memaparkan suatu pokok bahasan diperlukan contoh dan ilustrasi yang dapat membantu dan mempermudah pemahaman peserta. Dalam penyajian topik atau konsep yang bersifat abstrak, contoh dan ilustrasi memiliki peran yang sangat penting.
Contoh dan ilustrasi dapat dikembangkan dalam beragam bentuk, tercetak-narasi sebagai bagian dari penyajian isi bahan ajar dalam materi pokok yang berbentuk cetak, poster, kartu-kartu (flipchart), atau dalam bentuk noncetak, seperti video, audio, simulasi berbantuan atau juga dalam bentuk realita, model, atau bahan sesungguhnya untuk didemonstrasikan kepada peserta.
Prinsip utama dalam pemilihan contoh dan ilustrasi adalah ketepatan contoh dan ilustrasi untuk memperjelas teori atau konsep yang dijelaskan (bukan malah membuat peserta semakin bingung), serta menarik dan bermanfaat bagi peserta.
4.      Alat Bantu yang Memudahkan
Bahan ajar perlu memiliki alat bantu yang dapat mempermudah peserta dalam mempelajari bahan ajar tersebut. Dalam bahan ajar cetak, alat bantu dapat berupa rangkuman untuk setiap bab, penomoran, judul bab yang jelas, serta tanda-tanda khusus, misalnya tanda tanya yang menandakan pertanyaan. Dalam bahan ajar noncetak, alat bantu juga dapat berupa rangkuman, petunjuk belajar bagi peserta, serta tanda-tanda khusus yang dapat diberlakukan serta dapat membantu peserta belajar, misalnya nada suara yang berbeda dalam kaset audio, atau caption dalam program video.
Dan yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat bantu bahan ajar adalah prinsip konsistensi, artinya alat Bantu yang simbol atau bentuknya sama harus digunakan dengan arti yang sama di semua isi bahan ajar untuk mata pelajaran tertentu. Jadi, alat bantu yang simbolnya atau bentuknya sama hendaknya tidak digunakan untuk arti yang berbeda-beda.
5.      Format yang Tertib dan Konsisten
Bahan ajar perlu memelihara ketertiban dan konsistensi agar mudah dikenali, diingat, dan dipelajari oleh peserta. Misalnya, jika guru menggunakan kertas merah untuk lembar kerja peserta, maka seterusnya gunakanlah warna kertas merah untuk LKS. Dengan demikian, setiap kali peserta melihat warna kertas merah, maka peserta akan menandai sebagai LKS.
Dalam bahan ajar cetak, konsistensi istilah sangat diperlukan sehingga peserta tidak menggunakan berbagai istilah secara rancau. Dalam bahan ajar audio, intonasi suara dapat digunakan sebagai tanda atau format untuk berhenti, mengulang, atau meneruskan pembelajaran. Dalam hal ini, pembimbing diharapkan kreatif untuk menciptakan tanda-tanda dan formal khusus yang digunakan secara konsisten untuk mempermudah peserta belajar.
6.      Penjelasan Tentang Relevansi dan Manfaat Bahan Ajar
Dalam bahan ajar perlu ada penjelasan tentang manfaat dan kegunaan bahan ajar dalam mata tataran. Bahan ajar dapat berperan sebagai bahan utama yang akan digunakan dalam pembelajaran di kelas, atau sebagai alat bantu peserta belajar mandiri di rumah (buku kerja, paket kerja mandiri), atau juga sebagai alat bantu peserta belajar dalam kelompok. Peran ini perlu dijelaskan kepada peserta dengan cermat, sehingga peserta dapat menggunakan bahan ajar dengan jelas.
Di samping itu, bahan ajar juga perlu menjelaskan keterkaitan antara topik yang dibahas dalam bahan ajar dengan topik-topik dalam mata pelajaran lainnya. Dengan demikian, peserta dapat melihat keterkaitan topik bahan ajar dengan topik lain, dan tidak terkesan bahwa masing-masing topik adalah berdiri sendiri-sendiri.
D.    Penggunaan Bahasa
Mengandung tehnik pemilihan ragam bahasa yang efektif, komunikatif, dan dialogis agar pesan dapat dicerna dengan baik. serta penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan paragraf yang bermakna.
Dalam mengembangkan bahan ajar, Penggunaan bahasa yang meliputi pemilihan ragam bahasa, pemilihan kata, penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan paragraph yang bermakna, sangat berpengaruh terhadap manfaat bahan ajar. Walaupun isi bahan ajar Anda sudah cermat, menggunakan format yang konsisten, serta dikemas dengan menarik, namun jika bahasa yang Anda gunakan tidak dimengerti oleh peserta, maka bahan ajar Anda tidak akan bermakna apa-apa. Bukan hanya dalam pengembangan bahan ajar cetak seperti buku kerja peserta, lembar kerja peserta, tetapi juga dalam pengembangan bahan ajar noncetak, seperti kaset audio, video, bahan ajar berbasiskan komputer, dan lain-lain.
Ragam Bahasa mengacu pada ragam bahasa baku atau formal dan ragam bahasa nonformal atau komunikatif. Ragam bahasa baku banyak digunakan dalam laporan penelitian, karya ilmiah, surat-surat resmi, buku teks, siaran pers, dan lain-lain. Namun tulisan yang menggunakan ragam bahasa baku terkesan sangat kaku, formal dan cenderung membosankan. Oleh karena itu, ragam bahasa baku jarang digunakan dalam pengembangan bahan ajar.
Bahan ajar yang baik diharapkan dapat memotivasi peserta untuk membaca, mengerjakan tugas-tugasnya, serta menimbulkan rasa ingin tahu peserta untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut tentang topik yang dipelajarinya. Dengan demikian, ragam bahasa yang digunakan dalam bahan ajar biasanya ragam bahasa nonformal atau bahasa komunikatif yang lugas dan luwes.
Ragam bahasa komunikatif yang sebaiknya digunakan dalam penulisan atau pengembangan bahan ajar sangat dipengaruhi oleh pemilihan kata serta penggunaan kalimat yang efektif. Walaupun ragam bahasa komunikatif yang digunakan, hendaknya kaidah bahasa yang baik dan benar tidak ditinggalkan atau dilanggar.
Kata yang dipilih hendaknya jenis kata yang singkat dan lugas, bukan kata atau istilah yang asing atau tidak banyak dikenal peserta. Jika diperlukan pengenalan istilah teknis yang berlaku dalam bidang ilmu tertentu, maka istilah tersebut perlu diberi batasan yang jelas. Penggunaan kalimat efektif menekankan perlunya penyampaian informasi dilakukan melalui kalimat positif dan aktif, dan sedapat mungkin menghindarkan penggunaan kalimat negatif dan pasif. Kalimat positif dan aktif dipercaya dapat menimbulkan motivasi peserta untuk melakukan tugas-tugas yang ditetapkan dalam bahan ajar, dan lebih mudah dimengerti oleh peserta. Sementara itu penggunaan kalimat negatif dan pasif, kadangkala dapat membingungkan peserta.
Selanjutnya, penyusunan paragraph mempersyaratkan adanya gagasan utama untuk setiap paragraf, serta keterpaduan, keruntutan dan koherensi antar kalimat dalam sebuah paragraf. Gagasan utama, yang berbentuk kalimat topik, dapat ditempatkan di bagian awal maupun akhir paragraf. Panjang pendek sebuah paragraf tergantung pada kemampuan penulis dan kebutuhannya. Keruntutan dan kekompakan hubungan antar kalimat dalam sebuah paragraf (koherensi) sangat penting untuk membuat suatu paragraf menjadi bermakna. Pada gilirannya, kalimat yang runtut dan kompak akan memudahkan peserta memahami ide/konsep yang disajikan dalam paragraf tersebut.
E.     Kelengkapan Komponen
Bertujuan pada paket bahan ajar yang dapat berfungsi sebagai komponen utama, komponen pelengkap, dan komponen evaluasi hasil belajar. Idealnya, bahan ajar merupakan paket multikomponen dalam bentuk multimedia. Paket tersebut mempunyai sistematika penyampaian dan urutan materi yang baik, meliputi penyampaian tujuan belajar, memberi bimbingan tentang strategi belajar, menyediakan latihan yang cukup banyak, memberi saran-saran untuk belajar kepada peserta, serta memberikan soal-soal untuk dikerjakan sendiri oleh peserta sebagai cara untuk mengukur kemampuan diri sendiri dan umpan baliknya.
Paket bahan ajar memiliki tiga komponen inti, yaitu komponen utama, komponen pelengkap, dan komponen evaluasi hasil belajar. Komponen utama berisi informasi atau topik utama yang ingin disampaikan kepada peserta, atau harus dikuasai peserta.
Bahan ajar utama akan menjadi lebih mudah dipahami oleh peserta jika dilengkapi dengan komponen pelengkap. Komponen pelengkap ini dapat berupa informasi/topik tambahan yang terintegrasi dengan bahan ajar utama, atau informasi/topik pengayaan wawasan peserta.
Komponen pelengkap biasanya terdiri dari bahan pendukung cetak (materi pengayaan, bacaan, jadwal, silabus, peta materi, kliping kasus), bahan pendukung noncetak (perluasan wawasan materi dalam media noncetak, peta materi dalam bentuk program komputer, video, kaset, web suplemen, simulasi komputer, kit), panduan peserta (peta materi, petunjuk belajar, latihan dan tugas, tips, kata-kata sukar, pemilahan materi), panduan guru (peta materi, petunjuk bagi guru, konsep inti topik atau pokok bahasan, latihan dan tugas, rangkuman materi) dan lain-lain yang diperlukan peserta untuk mempelajari suatu topik yang disajikan. Sedangkan komponen evaluasi hasil belajar terdiri dari perangkat soal/butir tes. Komponen evaluasi hasil belajar ini nantinya akan terpisahkan dari komponen utama dan komponen pelengkap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pastikan Komentarmu .......

Membantu untuk merubah dunia !?!?!?!?!?

Copyright 2011
Hayyan Ahmad

Powered by
Free Blogger Templates
SELAMAT DATANG DI HAYYAN-AHMAD.BLOGSPOT.COM | DAPATKAN UPDATE MAKALAH TERBARUKU DAN CATATAN HIDUPKU | UNTUK KENYAMANAN MEMBACA GUNAKAN SELALU INTERNET ACESS 3Mbps | APA BILA INGIN MENG-COPY INFORMASI/ARTIKEL DI BLOG INI | JANGAN LUPA TINGGALKAN JUGA COMMENT ANDA | HATUR NUWUN eh salah MATUR NUWON | ASSALAMUALAIKUM