17 November 2010

GENERALISASI INDUKTIF DAN FAKTOR PROBABILITAS

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Hidup tempat kita menentukan kebijaksanaan didasarkan atas kemungkinan-kemungkinan. Sedikit sekali hal-hal yang pasti dalam hidup ini. Sesuatu yang kita yakini sebagai benar bila kita analisis secara tepat dengan fakta yang ada akan hanya menunjukkan, tingkatan dalam kemungkinan, yaitu: biasanya, kemungkinan besar, mungkin sekali ataupun hampir pasti.
Generalisasi sebagai teknik yang mula-mula kita bicarakan adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki. Dengan begitu hukum yang disimpulkan dari fenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Oleh karena itu hukum yang dihasilkan oleh penalaran ini, juga sama bentuk penalaran induktif tidak pernah sampai kepada kebenaran pasti, tetapi kebenaran kemungkinan besar (probability). Jadi probabilitas merupakan pernyataan yang berisi ramalan tentang tingkatan keyakinan tentang terjadinya sesuatu di masa yang akan datang.
B.Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan generalisasi induktif ?
2.Apa faktor-faktor probabilitas itu ?
C.Tujuan
1.Mengetahui apa yang dimaksud dengan generalisasi induktif.
2.Mengetahui faktor-faktor probabilitas.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Generalisasi
Generalisasi dalam ilmu mantiq disebut istiqro' atau istinbat). Generalisasi merupakan salah satu bagian istidlal yaitu upaya untuk memahami yang belum diketahui melalui yang sudah diketahui. Sedang generalasasi adalah istidlal yang di dasarkan atas memepelajari terhadap sesuatu yang kecil dengan sunggug-sungguh darinya aqal bisa mengambil kesimpulan umum.
Istidlal istiqro'i adalah penarikan kesimpulan secara induktif, yang dimulai dengan percobaan-percobaan kecil untuk menemukan kesimpulan-kesimpulan kecil yang diharapkan, setelah percobaan-percobaan berikutnya, akan bermuara kepada penemuan kesimpulan yang sifatnya umum (general).
Adapun generalisasi induktif adalah argumen yang kesimpulannya belum atau tidak tersirat di dalam premis-premisnya; artinya premis-premisnya tidak mengimplikasikan kesimpulannya. Meskipun demikian, premis-premis itu sudah cukup kuat memberikan landasan untuk menerima kesimpulan yang ditarik., hubungan antara premis dan kesimpulan dalam argumen induktif disebut hubungan probabilitas (kemungkinan).
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa generalisasi induktif adalah pernyataan umum yang menyimpulkan sejumlah premis-premis yang sama kondisinya. Contohnya :
oAluminium jika dipanaskan akan memuai
oBesi jika dipanaskan akan memuai
oTembaga jika dipanaskan akan memuai
oNikel jika dipanaskan akan memuai
Generalisasinya yaitu semua logam jika dipanaskan akan memuai.

B. Macam-Macam Generalisasi
(1) Generalisasi sempurna adalah generalisasi di mana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contohnya :
a.Setelah kita memperhatikan jumlah hari pada setiap bulan tahun masehi kemudian disimpulkan bahwa: Semua bulan Masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31. dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari pada setiap bulan kita selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan.
b.Setelah bertanya pada masing-masing mahasiswa kosma E II tentang kewarganegaraan mereka, kemudian disimpulkan bahwa : Semua mahasiswa kosma E II adalah warga negara Indonesia. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu kewarganegaraan masing-masing mahasiswa, kita selidiki tanpa ada yang ketinggalan.
Generalisasi sempurna ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tentu saja tidak praktis dan tidak ekonomis.
(2) Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Contohnya :
Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa yang suka bergotong-royong, maka penyimpulan ini adalah generalisasi tidak sempurna.7)
Generalisasi tidak sempurna ini tidak menghasilkan kesimpulan sampai ke tingkat pasti sebagaimana generalisasi sempurna, tetapi corak generalisasi ini jauh lebih praktis dan lebih ekonomis dibandingkan dengan generalisasi sempurna. Adapun kemajuan ilmu pengetahuan akan sangat terlambat jika pengetahuan yang kita miliki berdasarkan generalisasi sempurna. Maka dengan itu tugas ilmu (ilmu yang disusun berdasarkan fakta observasi) tidak untuk menyajikan kebenaran mutlak melainkan kebenaran probabilitas.
Jika kita berbicara tentang generalisasi, yang dimaksud adalah generalisasi tidak sempurna. Karena populernya generalisasi ini oleh para ahli logika disebut sebagai induksi tidak sempurna untuk menyebut bahwa tehnik ini paling banyak digunakan dalam penyusunan pengetahuan.
C. Syarat-Syarat Generalisasi
Hasil penalaran generalisasi indukatif itu sendiri juga disebut generalisasi. Generalisasi dalam arti ini berupa suatu propasisi universal "Seperti semua apel yang keras dan hijau, rasanya asam" semua logam yang dipanasi menuai. Menurut Soekadijo, generalisasi yang baik harus memenuhi 3 syarat, antara lain :
1. Generalisasi harus tidak terbatas secara numerik.
Artinya, generalisasi tidak boleh terikat kepada jumlah tertentu. Kalau dikatakan ” Semua A adalah B ”, maka proposisi itu harus benar, berapa pun jumlah A. Proposisi itu berlaku untuk setiap dan semua subyek yang memenuhi kondisi A.
Contohnya : Semua perempuan adalah cantik.
2. Generalisasi harus tidak terbatas secara spasio-temporal.
Artinya, tidak boleh terbatas dalam ruang dan waktu. Jadi, harus berlaku di mana saja dan kapan saja.
Contohnya : Semua dosen adalah orang terpelajar
3. Generalisasi harus dapat dijadikan dasar pengandaian.
Yang dimaksud dengan ’dasar pengandaian’ di sini adalah dasar dari yang disebut contrary-to-facts conditionals atau unfulfilled conditionals.
Rumusnya :
Faktanya : x, y, dan z itu masing-masing bukan B
Ada generalisasi : Semua A adalah B
Pengandaiannya : andaikata x, y, dan z itu masing-masing sama dengan A atau dengan kata-kata lain, andaikata x, y, dan z itu masing-masing memenuhi atau sama kondisiya dengan A, maka pastilah x, y, dan z itu masing-masing sama dengan B. ( Soekadijo, 1991 : 134-135 )
Contohnya :
Faktanya : Sofan, Syaiful dan Budi itu bukan perempuan
Generalisasi : Semua yang cantik adalah perempuan
Pengandaiannya : Andaikata Sofan, Syaiful dan Budi itu cantik, maka pastilah Sofan, Syaiful dan Budi itu perempuan.
Generalisasi yang dapat dijadikan dasar untuk pengandaian seperti itulah kondisi yang memenuhi syarat.
D. Faktor Probabilitas
Dalam induksi, tidak ada kesimpulan yang mempunyai nilai kebenaran yang pasti. Yang ada hanya kesimpulan dengan probabilitas terendah atau tinggi. Maka hasil usaha analisis dan rekontruksi penalaran induksi itu hanya berupa ketentuan mengenai bentuk induksi yang menjamin kesimpulan dengan probabilitas setinggi-tingginya.
Tinggi rendahnya probabilitas kesimpulan itu dipengaruhi oleh sejumlah factor yang disebut factor probabilitas. Untuk mengetahui factor probabilitas, dapat dibandingkan beberapa bentuk generalisasi induksi berikut ini.
1. Apel ini keras, hijau dan rasanya masam. Semua apel yang keras dan hijau rasanya masam.
2. Apel 1 keras, hijau, dan rasanya masam. Apel 2 keras, hijau, dan rasanya masam. Apel 3 keras, hijau, dan rasanya masam. Semua apel keras dan hijau rasanya masam.
3. Apel 1 keras, hijau, dan rasanya masam. Apel 2 sampai dengan 15 keras, hijau, dan rasanya masam. Semua apel yang keras dan hijau, rasanya masam.
4. Apel 1 keras, hijau, kecil, benjol, dan masam. Apel 2 keras, hijau, kecil, benjol, dan masam. Apel 3 keras, hijau, kecil, benjol, dan masam. Semua apel keras dan hijau rasanya masam.
5. Apel 1 keras, hijau, kecil, benjol, dan masam. Apel 2 keras, hijau, dari batu, baru saja dipetik, dan masam.. Semua apel keras dan hijau rasanya masam.
6. Apel 1 keras, hijau, kecil, benjol, dan masam. Apel 2 keras, hijau, besar, rasanya masam. Apel 3 keras, hijau, kecil, rasanya masam. Semua apel keras dan hijau rasanya masam.
Enam generalisasi diatas kesimpulannya sama, yaitu semua apel keras dan hijau rasanya masam. Kesimpulan itu berbeda-beda kredibilitas rasionalnya atau probabilitasnya. Yang menyebabkan perbedaan probabilitas itu adalah factor probabilitas. Soekadjo (1994) berpendapat factor-faktor probabilitas itu adalah sebagai berikut.
1. Makin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar maka makin tinggi probabilitas kesimpulannya dan sebaliknya.
2. Makin besar jumlah faktor analogi didalam premis makin rendah probabilitas kesimpulannya dan sebaliknya.
3. Makin besar jumlah factor disanalogis didalam premis maka makin tinggi probabilitas kesimpulannya, dan sebaliknya.
4. Semakin luas kesimpulannya maka semakin rendah probabilitasnya dan sebaliknya.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari banyaknya pernyataan tentang generalisasi dan generalisasi induktif kami dapat menyimpulkan, yang dinamakan generalisasi induktif yaitu argumen yang kesimpulannya belum atau tidak tersirat di dalam premis-premisnya Jadi generalisasi induktif itu diambil dari pernyataan umum yang menyimpulkan sejumlah premis-premis yang sama kondisinya.
Dan mengenai faktor-faktor probabilitasnya terdapat empat kesimpulan, antara lain :
1.Makin besar jumlah fakta, makin tinggi probabilitasnya konklusinya, dan sebaliknya.
2.Makin besar jumlah faktor analogi makin rendah probabilitas konklusinya, dan sebaliknya.
3.Makin besar jumlah faktor disanalogi makin tinggi probabilitas konklusinya, dan sebaliknya.
4.Makin luas konklusinya makin rendah probabilitas konklusinya, dan sebaliknya.

B.Saran
Kami menyadari akan kekurangan yang kami miliki dan dengan itulah kami akan menerima semua masukan dari para pembaca yang budiman guna untuk menyempurnakan isi dari maklah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Nur Al-Ibrahimi, Ulumul Manti.( Surabaya: 2002) Maktab Sa'ad bin Nasir Nabhan.
Baihaqi A.K, Ilmu Mantiq.(Jakarta: Radar Jaya Offset, 2007)
Sidharta B. Arief, Pengantar Logika, (Bandung: PT Rafika Aditama, 2008)
Drs. H. Mundari, Logika, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2008)
R.G. Soekadjo. Logika Dasar Tradisional, Simbolik, dan Induktif,( Jakarta. PT. Gramedia Puataka Utama. 2003)
Surajiyo, dkk, Dasar-Dasar Logika, (Jakarta: Bumi Angkasa. 2006)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pastikan Komentarmu .......

Membantu untuk merubah dunia !?!?!?!?!?

Copyright 2011
Hayyan Ahmad

Powered by
Free Blogger Templates
SELAMAT DATANG DI HAYYAN-AHMAD.BLOGSPOT.COM | DAPATKAN UPDATE MAKALAH TERBARUKU DAN CATATAN HIDUPKU | UNTUK KENYAMANAN MEMBACA GUNAKAN SELALU INTERNET ACESS 3Mbps | APA BILA INGIN MENG-COPY INFORMASI/ARTIKEL DI BLOG INI | JANGAN LUPA TINGGALKAN JUGA COMMENT ANDA | HATUR NUWUN eh salah MATUR NUWON | ASSALAMUALAIKUM