14 Maret 2013

Pengeloaan Kelas



PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pengelolaan kelas dapat dikatakan sebagai prasyarat terjadinya kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran, sehingga dapat dikatakan bahwa pengelolaan kelas yang berhasil akan mampu menciptakan kondisi optimal dalam kelas, sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Pengelolaan kelas merupakan salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai guru. Pengelolaan kelas berbeda dengan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi  dan tindak lanjut dalam suatu pembelajaran. Sedangkan pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan rapport, penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif), di dalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas.
Pada dasarnya usaha pengelolaan kelas agar lebih berkembang maka seorang guru harus mampu untuk mendayagunakan secara optimal potensi kelas yang terdiri atas guru, siswa dan proses belajar mengajar dan dinamika kelas.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pendekatan managerial ?
2.      Apa yang dimaksud dengan pendekatan psikologikal ?
3.      Apa yang dimaksud dengan pendekatan sistem ?
C.    Tujuan
1.      Memahami pendekatan managerial.
2.      Memahami pendekatan psikologkal
3.      Memahami pendekatan system.
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen Kelas
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “Management“. Karena terbawa oleh derasnya arus penambahan kata pungut kedalam Bahasa Indonesia, maka istilah Inggris tersebut kemudian di Indonesiakan menjadi “Manajemen“. Arti dari Manajemen adalah pengelolaan, penyelenggaraan, ketatalaksanaan penggunaaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan/ sasaran yang diinginkan. Maka, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan/ manajemen adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.[1]
Sebelum kita membahas tentang Manajemen Kelas, alangkah baiknya kita ketahui terlebih dahulu apa pengertian daripada kelas itu sendiri. Didalam Didaktik terkandung suatu pengertian umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Disamping itu, Hadari Nawawi juga memandang kelas dari dua sudut, yakni :
Kelas dalam arti sempit : ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti Proses Belajar Mengajar. Kelas dalam pengertian tradisional ini, mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangannya, antara lain berdasarkan pada batas umur kronologis masing-masing.
Kelas dalam arti luas : suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa kelas diartikan sebagai ruangan belajar atau rombongan belajar, yang dibatasi oleh empat dinding atau tempat peserta didik belajar, dan tingkatan (grade). Ia juga dapat dipandang sebagai kegiatan belajar yang diberikan oleh guru dalam suatu tempat, ruangan, tingkat dan waktu tertentu.
Setelah berbicara tentang pengertian dari Manajemen dan Kelas diatas, maka dibawah ini para ahli pendidikan mendefinisikan Manajemen Kelas, antara lain :
DR. Hadari Nawawi berpendapat bahwa Manajemen Kelas diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah, sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid. Dari uraian diatas jelas bahwa program kelas akan berkembang bilamana guru/wali kelas mendayagunakan secara maksimal potensi kelas yang terdiri dari tiga unsur yaitu ; guru, murid, dan proses atau dinamika kelas.
Johanna Kasin Lemlech, dalam bukunya Drs. Cecep Wijaya & Drs. A. Tabrani Rusyan mengatakan bahwa “Classroom management is the orchestration of classroom life : planning curriculum, organizing procedures and resources, arranging the environment to maximize efficiency, monitoring student progress, anticipating potential problems.“ Menurut definisi ini, yang dimaksud dengan Manajemen Kelas adalah usaha dari pihak guru untuk menata kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimumkan efisiensi, memantau kemajuan siswa, dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul.
Dr. Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa “Manajemen Kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung-jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapainya kondisi yang optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.”[2]
Drs. Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa “Manajemen Ke-las adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.”[3]
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dan masih banyak lagi pendapat yang lain, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Manajemen Kelas merupakan upaya mengelola siswa didalam kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana/kondisi kelas yang menunjang program pengajaran dengan jalan menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu ikut terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di sekolah.
B.     Tujuan Manajemen Kelas
Tujuan Manajemen Kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan, baik secara umum maupun khusus. Secara umum tujuan Manajemen Kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa untuk belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap, serta apresiasi para siswa.
Adapun tujuan dari Manajemen Kelas adalah sebagai berikut[4] :
1.      Agar pengajaran dapat dilakukan secara maksimal, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
2.      Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa dalam pelajarannya. Dengan Manajemen Kelas, guru mudah untuk melihat dan mengamati setiap kemajuan/ perkembangan yang dicapai siswa, terutama siswa yang tergolong lamban.
3.      Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting untuk dibicarakan dikelas demi perbaikan pengajaran pada masa mendatang.
Jadi, Manajemen Kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi didalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya. Kemudian, dengan Manajemen Kelas produknya harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Sedangkan tujuan Manajemen Kelas secara khusus dibagi menjadi dua yaitu tujuan untuk siswa dan guru. Tujuan Untuk Siswa[5] :
a.       Mendorong siswa untuk mengembangkan tanggung-jawab individu terhadap tingkah lakunya dan kebutuhan untuk mengontrol diri sendiri.
b.      Membantu siswa untuk mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan.
c.       Membangkitkan rasa tanggung-jawab untuk melibatkan diri dalam tugas maupun pada kegiatan yang diadakan.
Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pada Manajemen Kelas adalah agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib, sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Tujuan Untuk Guru:
a.       Untuk mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan pembukaan yang lancar dan kecepatan yang tepat.
b.      Untuk dapat menyadari akan kebutuhan siswa dan memiliki kemampuan dalam memberi petunjuk secara jelas kepada siswa.
c.       Untuk mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang mengganggu.
d.      Untuk memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif yang dapat digunakan dalam hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang muncul didalam kelas.
Maka dapat disimpulkan bahwa agar setiap guru mampu menguasai kelas dengan menggunakan berbagai macam pendekatan dengan menyesuaikan permasalahan yang ada, sehingga tercipta suasana yang kondusif, efektif dan efisien. Dan dari pengelolan kelas itu terdapat beberapa pendekatan pengelolaan kelas yang akan dibahas di bawah ini[6].
A).  Pendekatan Managerial
Pendekatan ini dilihat dari sudut pandang manajemen yang berintikan konsepsi tentang kepemimpinan. Dalam pendekatan ini, dapat dibedakan menjadi[7] :
1)      Kontrol Otoriter
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itu guru mendekatinya.
2)      Kebebasan Liberal
Menurut konsep ini, siswa harus diberi kebebasan sepenuhnya untuk melakukan kegiatan apa saja sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dengan cara seperti ini, aktivitas dan kreativitas anak akan berkembang sesuai dengan kemampuannya. Akan tetapi, sering terjadi pemberian kebebasan yang penuh, ini berakibat terjadinya kekacauan atau kericuhan didalam kelas karena kebebasan yang didapat oleh siswa disalahgunakan.
3)      Kebebasan Terbimbing
Konsep ini merupakan perpaduan antara kontrol otoriter dan kebebasan liberal. Disini siswa diberi kebebasan untuk melakukan aktivitas, namun terbimbing atau terkontrol. Disatu pihak siswa diberi kebebasan sebagai hak asasinya, dan dilain pihak siswa harus dihindarkan dari perilaku-perilaku negatif sebagai akibat penyalahgunaan kebebasan. Disiplin kelas yang baik menurut konsep ini lebih ditekankan kepada kesadaran dan pengendalian diri-sendiri.
4)      Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
B).  Pendekatan Psikologikal
Terdapat beberapa pendekatan yang didasarkan atas studi psikologis yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam membina disiplin kelas pada siswanya. Pendekatan yang dimaksud antara lain sebagai berikut[8] :
1)      Pendekatan Modifikasi Tingkah Laku (Behavior-Modification)
Pendekatan ini didasarkan pada psikologi behavioristik, yang mengemukakan pendapat bahwa :
a)      Semua tingkah laku yang baik atau yang kurang baik merupakan hasil proses belajar.
b)      Ada sejumlah kecil proses psikologi penting yang dapat digunakan untuk menjelaskan terjadinya proses belajar yang dimaksud, yaitu diantaranya penguatan positif (positive reinforcement) seperti hadiah, ganjaran, pujian, pemberian kesempatan untuk melakukan aktivitas yang disenangi oleh siswa, dan penguatan negatif (negative reinforcement) seperti hukuman, penghapusan hak, dan ancaman. Penguatan tersebut masih dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu:
1.      Penguatan Primer, yaitu penguatan yang tanpa dipelajari seperti makan, minum, menghangatkan tubuh, dsb.
2.      Penguatan Sekunder, yaitu penguatan sebagai hasil proses belajar. Penguatan sekunder ini ada yang dinamakan penguatan sosial ( pujian, sanjungan, perhatian, dsb ), penguatan simbolik (nilai, angka, atau tanda penghargaan lainnya) dan penguatan dalam bentuk kegiatan (permainan atau kegiatan yang disenangi oleh siswa yang tidak semua siswa dapat mempraktekkannya). Dilihat dari segi waktunya, ada penguatan yang terus-menerus (continue) setiap kali melakukan aktivitas, ada pula penguatan yang diberikan secara periodik (dalam waktu-waktu tertentu), misalnya setiap satu semester sekali, setahun sekali, dsb.
2)      Pendekatan Iklim Sosio-Emosional (Socio-Emotional Climate)
Pendekatan ini berlandaskan psikologi klinis dan konseling yang mempradugakan :
A.    Proses Belajar Mengajar yang efektif mempersyaratkan keadaan sosio-emosional yang baik dalam arti terdapat hubungan antara pribadi guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.
B.     Guru merupakan unsur terpenting bagi terbentuknya iklim sosio-emosional yang baik. Guru diperlukan bersikap tulus dihadapan siswa, menerima dan menghargai siswa sebagai manusia, dan mengerti siswa dari sudut pandang siswa sendiri. Dengan cara demikian, siswa akan dapat dikuasai tanpa menutup perkembangannya. Sebagai dasarnya, guru dituntut memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan siswa, sehingga guru dapat mendeskripsikan apa yang perlu dilakukannya sebagai alternatif penyelesaian.
3)      Pendekatan Proses Kelompok (Group Process)
Pendekatan ini berdasarkan pada psikologi klinis dan dinamika kelompok. Yang menjadi anggapan dasar dari pendekatan ini ialah :
a.       Pengalaman belajar sekolah berlangsung dalam konteks kelompok sosial.
b.      Tugas pokok guru yang utama dalam Manajemen Kelas ialah membina kelompok yang produktif dan efektif.
4)      Pendekatan Elektif (Electic Approach)
Ketiga pendekatan tersebut, mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing. Dalam arti, tidak ada salah satu pendekatan yang cocok untuk semua masalah dan semua kondisi. Setiap pendekatan mempunyai tujuan dan wawasan tertentu. Dengan demikan, guru dituntut untuk memahami berbagai pendekatan. Dengan dikuasainya berbagai pendekatan, maka guru mempunyai banyak peluang untuk menggunakannya bahkan dapat memadukannya. Pendekatan Elektik disebut juga dengan Pendekatan Pluralistik, yaitu Manajemen Kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan Proses Belajar Mengajar berjalan efektif dan efisien. Dimana guru dapat memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut, sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dari penggunaannya untuk menciptakan Proses Belajar Mengajar berjalan secara efektif dan efisien.
C).  Pendekatan Sistem
Ada beberapa para ahli yang berpendapat tentang pengertian sistem, antara lain:
1.      Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.
2.      Menurut Raymond Mcleob : “Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk   mencapai suatu tujuan”.
3.      Menurut Boy Sabarguna : “Sistem adalah satu kesatuan yang utuh yang terdiri dari berbagai faktor yang   berhubungan serta satu sama lain saling mempengaruhi, yang semuanya dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang   telah ditetapkan”.
4.      Sistem adalah sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan   dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan.[9]
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa sistem adalah suatu kesatuan dari sekumpulan prosedur atau komponen yang saling berhubungan untuk menyelesaikan tujuan.
System pengelolaan kelas adalah siatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Sesuai dengan rumusan di atas, orang yang terlibat dalam sistem pengajaran adalah siswa, guru dan tenaga lainnya. Misal tenaga yang membantu dalam laboratorium. Material yang meliputi buku, papan tulis, kapur, slide, audio dan video tape. Fasilitas yang berupa ruangan kelas, Audiovisual dan juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyambaian informasi, penyediaan untuk praktek, belajar, pengetesan dan penentuan tingkat.
Berdasarkan rumusan di atas, ada tiga ciri khas yang terkandung dalam system pengajaran, sebagai berikut :
1.      Rencana, penataan intensional orang, material dan prosedur yang merupakan unsur system pengajaran sesuai dengan suatu rencana khusus, sehingga tidak mengambang.
2.      Kesaling tergantungan (interdependent), unsur-unsur suau system merupakan bagian yang koheren dalam keseluruhan, masing-masing bagian bersifat esensial (mendasar), satu sama lain saling memberikan sumbangan tertentu.
3.      Tujuan, setiap system pengajaran memiliki tujuan tertentu. Ciri itu mejadi dasar perbedaan antara system yang dibuat oleh manusia dan system-sistem alami. System yang dibuat manusia, seperti system transportasi, komunikasi, pemerintahan, semuanya memilki tujuan, system natural, seperti system ekologi (ilmu tentang hubungan timbal-balik antara makhluk hidup dan kondisi alam di sekitarnya (lingkungannya). Kesemuanya itu memiliki unsur-unsur yang saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lain disusun sesuai dengan rencana tertentu.
   Tujuan utama system pengelolaan kelas adalah siswa yang belajar. Tugas seorang perancang system adalah mengorganisasi orang, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien. Dan unsur-unsur minimal yang harus ada dalam system adalah seorang siswa, suatu tujuan dan suatu prosedur kerja untuk mencapai tujuan. Dalam konteks ini, guru tidak termasuk sebagai unsur system  karena fungsinya dapat digantikan kepada media lain sebagai penganti. Seperti, buku, filem, teks yang telah diprogram. Sebaliknya, administrator akan menjadi salah satu unsur system karena ada kaitannya sdenan prosedur perencanaan dan pelaksanaan.[10]

PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pendekatan manejemen ini dilihat dari sudut pandang manajemen yang berintikan konsepsi tentang kepemimpinan yang mana pendekatan ini memiliki beberapa macam, yaitu Kontrol Otoriter, Kebebasan Liberal, Kebebasan Terbimbing dan Pendekatan Ancaman.
Sementara itu studi psikologis yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam membina disiplin kelas yang berpengaruh pada jiwa siswanya, ia juga memiliki empat macam pendekatan, yaitu Pendekatan Modifikasi Tingkah Laku (Behavior-Modification), Pendekatan Iklim Sosio-Emosional (Socio-Emotional Climate), Pendekatan Proses Kelompok (Group Process) dan Pendekatan Elektif (Electic Approach).
Dan yang terakhir adalah pendekatan system yang berarti suatu kesatuan dari sekumpulan prosedur atau komponen yang saling berhubungan untuk menyelesaikan tujuan. Dan kalau berbicara dengan System pengelolaan kelas ia menunjukkan suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam system pengajaran, Rencana Kesaling tergantungan (interdependent) dan Tujuan.
B.     Saran
Kami selaku pembuat makalah ini slalu menyadari akan kekurangan yang kami miliki sebagai manusia dan makhluk ciptaah Tuhan. Maka dengan itu semua kami akan menerima semua kritikan yang membangun guna untuk meningkatkan mutu dari makalah kami.





DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, Pengelolaan Kelas,  (Bandung : PT. Raja Grafindo, 1990)
Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010)
Jamrah, Syaiful Bahri dan Aswar Sain, Starategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002)
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengauhinya, (Jakarta : PT. Rineka cipta, 1991)
Sudjana, Nana, Cara Belajar Sisw Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset, 1996)
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2004)
Surachmad, Winarno, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung : Tarsito, 1986)


[1] Jamrah, Syaiful Bahri dan Aswar Sain, Starategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), 90.
[2] Arikunto Suharsimi, Pengelolaan Kelas,  (Bandung : PT. Raja Grafindo, 1990) , 45.
[3] Jamarah, Syaiful Bahri dan Aswar Sain, 96.
[4] Sudjana, Nana, Cara Belajar Sisw Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset, 1996), 5.
[5] Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2004), 28.
[6] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengauhinya, (Jakarta : PT. Rineka cipta, 1991), 2.
[7] Arikunto Suharsimi, Pengelolaan Kelas, 65.
[8] Surachmad, Winarno, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung : Tarsito, 1986), 39.
[9] Surachmad, Winarno, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, 43.
[10] Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta : PT Bumi Aksara,2010), 12.

إستعداد الخطبة


كَانَ فىِ اِحْدَى اْلقَرْيَةِ رَجُلٌ اِسْمُهُ مَسْ برُو (Mas Bro) . وَهُوَ يَعِيْشُ فِى عَائِلَةِ اْلكَافِيَهْ. ذَاتَ اْليَوْمِ ذَهَبَ اِلَى السُّوقِ لِشِرَاءِ  لَوَازِمِ  اْلغَسْلِيَّهِ. ثُمَّ رَاَى اِمْرَاَةً جَمِيْلَةً زَوِيَةً السُّوْقِ. وَلِذَلِكْ ذَهَبَ لَهَا بِأَنَّ سَأَلَ اِسْمَهَا, ثُمَّ سَأَلَهَا, مَاسْمُكَ اْلكَرِيْمَة ,أجَابَتْ لَهُ : اِسْمِى نَادَى(Nada), اَيْنَ تَسْكُنِيْنَ .سَكَنْتُ فِى الشَّارِعْ  اَحْمَدْ يَانِي اَلرَّقْمُ ٢٧ . وَقَالَ لَهَا شُكْرًا عَلَى جَوَابِكِ. أَأجُوْزُ اَنْ اَذْهَبَ اِلَى بَيْتِكِ ثُمَّ أَجَابَتْ لَهُ نَعَمَ مَعَالَيْسَ. وَبَعْدَ ذَلِكَ ذَهَبَ مَسْ برُو اِلَى بَيْتِهَا لِيَلْتَقِيَ أَبَاهَا وَيَجْلِسُ مَسْ برُو عَلَى اْلكُرْسِى وَسَأَلَهُ بِأنَ قَالَ إنِّى اُحِبُّ إلَى بِنْتُكَ, أجَابَ اْلأَبُ لِمَا  تُحِبُّ اِلَى  بِنْتِى ؟. وِبَعْدَ أسْتَخِيْرُ إنَّهَا  جَمِيْلَةٌ وَلَطِيْفَةٌ وَمَاهِرَةٌ وَصَالِحَةٌ. إسْنَادًا إلَى حَدِيْثِ أبَي هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ, اَنَّ  النَبِيَ صَلْعَمْ :"تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا, وَلْحَسَبِهَا, وَلِجَمَالِهَا, وَلِدِيْنِهَا, فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدَّيْنِ".
          وَلِذَلِكْ أخْتَارُ بِنْتِكَ يَاشَيْخُ ! لِأنَّهَا طَاعَةُاللهِ وَتَحْفَظُ نَفْسَهَا وَأمْوَالَ زَوْجِهَا حَاضِرٌ  كَانَ اَوْ غَائِبًا. وَقَالَ النَّبِى صَلْعَمْ  عِنْدَمَا سَأَلَ الصَّحَبَةُ عَنِ اْلإمْرَاءَةٍ جَيِّدَةٍ :" اَلَّتِيْ تُطِيْعُ إِذَا أُمِرَ، وَتَسُرُّ إِذَا نُظِرَ، وَتَحْفَظُهُ فِيْ نَفْسِهَا وَمَالِهِ" ثُمَّ أظُنُّ اَنَّهَا مُنَاصِبٌ لِى, وأرِيْدُ اَنْ اُزَوِّجَهَا. وَسَألَ اَبَاهَا هَلْ اَنْتَ  تَتَيَقَّنْ لِتَزَوُّجِهَا؟ اَجَابَ لَهُ نَعَمْ اَنَا  مُتَيَقِّيْنُ.
          اَلْجُحَّةَ اُخْرَى أيُّ السَّبَبُ اَلَّذِى اِخْتَرْتَهَا, لِأَنَّهَا اِمْرَاءَةٌ وَلُوْدٌ لِلْحُصُولِ وَلَدِ فَإنْ شَءَاللهِ هِيَ بِكْرٌ وَمَحَبَّةٌ عَنْنِّي. وَبَعْدَ اُسْبُوعْ ذَهَبَ مَسْ برُو مَعَ وَالَدِهِ اِلَى بَيْتِهَا لِخِطْبَتِهَا وَهُمَا اِرْتَدَاءَ لِبَاس اَلَّذِى بِسَيْطَةٍ . وَفِى اْلبَيْتِ تَحَدَّثَ  وَالِدُهُ مَعَ وَالِدُهَا فِى غُرْفَةِ اْلجُلُوسِ ثُمَّ خَرَجَ نَادَى اِلَى غُرْفَةِ اْلجُلُوسِ لِأِلْتِقَاءِ وَالِدِهِ وَبَعْدَ ذَلِكْ قَامَ مَسْ برُو وَيَجْلِسُ اَمَامَ نَادَى وَنَظَرَ اِلَيْهَا. ثُمَّ فِى اْلأَيَّامِ أُخْرَى إِحْتَفَلْ بَيْنَهُمَا وَلِيْمَةِ اْلعَرُوْسِ فِى بَيْتِ مَسْ برُو.
Copyright 2011
Hayyan Ahmad

Powered by
Free Blogger Templates
SELAMAT DATANG DI HAYYAN-AHMAD.BLOGSPOT.COM | DAPATKAN UPDATE MAKALAH TERBARUKU DAN CATATAN HIDUPKU | UNTUK KENYAMANAN MEMBACA GUNAKAN SELALU INTERNET ACESS 3Mbps | APA BILA INGIN MENG-COPY INFORMASI/ARTIKEL DI BLOG INI | JANGAN LUPA TINGGALKAN JUGA COMMENT ANDA | HATUR NUWUN eh salah MATUR NUWON | ASSALAMUALAIKUM