14 Juni 2011

PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.
Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum. Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip – prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
1.Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis). Kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan kehidupan peserta didik.
2.Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik. disamping program yang berlaku untuk semua anak terdapat pula kesempatan bagi amak mengambil program-program pilihan.
3.Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan. Kurikulum berbagai tingkat kelas dan jenjang pendidikan disusun secara berkesinambungan.
4.Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai. Berkaitan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, dana, dan sarana yang dipakai dengan hasil yang diperoleh.
5.Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas. Berkaitan dengan tingkat pencapaian hasil pelaksanaan kurikulum.
6.Prinsip integritas, kurikulum hendaknya memperhatiakn hubungan antara berbagai program pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian yang terpadu.

Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses siklus. Sebab, pengembangan kurikulum ini merupakan suatu proses yang bertumpu pada unsur-unsur dalam kurikulum, yang didalamnya meliputi tujuan, metode, material, penilaian dan balikan (feed back).
Selain itu setiap program pendidikan itu mempunyai kurikulum dan kurikulum tersebut biasanya tertulis dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP), yang berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan suatu kurikulum dalam suatu sekolah. Jadi guru dalam pelaksanaan kurikulum ini sangat berperan dalam mentrasformasikan nilai-nilai yang terkandung dalam buku kepada siswanya dengan melalui proses belajar mengajar yang dituntun oleh kurikulum.
Maka berhasil tidaknya kurikulum banyak tergantung atas peranan guru yang dapat dilakukan dalam pengembangan kurikulum, antara lain :
1.Guru sebagai perencana pengajaran. (membuat perencanaan pengajaran dan persiapan sebelum melakukan kegiatan mengajar). Artinya pengajar harus trampil dalam mengemas dan menyusun serta merumuskan bahan pelajaran/perkuliahan itu ke dalam SAP atau SP. Mulai dari merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai sampai pada teknik evaluasi yang akan digunakan untuk menilai hasil belajar siswa.
2.Guru sebagai pengelola pengajaran. (menciptakan situasi belajar yang memungkinkan tercapainya tujuan pengajaran yang telah ditentukan). Artinya terampil dalam mengimplementasikan kurikulum, yaitu mengaktualisasikan SAP atau SP dalam proses belajar mengajar di kelas kepada peserta didik.
3.Guru sebagai evaluator. (melakukan pengukuran untuk mengetahui apakah anak telah mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan). Yaitu yaitu mengevaluasi sejauh mana apa yang telah disampaikan kepada peserta didik di dalam proses belajar mengajar yang disebutkan terdahulu telah dapat dikuasai oleh siswa/peserta didik. Atau dengan kata lain trampil menilai sejauh mana materi/bahan pelajaran yang telah diberikan sudah menjadi milik siswa.

Dalam melaksanakan ketiga peran guru di atas maka guru harus mampu mengembangkan sikap profesionalnya. Dalam hubungan ini, guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian sebagai guru, artinya guru itu harus mempunyai kompetesi atau kemauan dasar sebagai syarat untuk menjabat profesi tersebut. Ada pun kompetesinya, yaitu :
1.Menguasai bahan pelajaran
2.Kemampuan mendiagnosis kelakuan siswa
3.Kemampuan melaksanakan proses pengajaran
4.Kemampuan mengukur hasil belajar siswa
Dari pemaparan di atas maka dapat ditarik kesimpulan mengenai peran guru dalam pengembangan kurikulum itu harus mampu mengintegrasikan antara bahan ajar, proses mengajar, profesional keguruannya, penyesuaian diri terhadap suasana mengajar dan kepribadiannya guna untuk menunjang tercapainya tujuan dalam pengajaran materi bahan ajar yang telah diajarkan.

(Sumber : Syarief, Hamid, Pengembangan Kurikulum, Pasuruan : Percetakan Garoeda, 1993; Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004; Syarifudin dan Basyiruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta : Ciputat Pers, 2002)

Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan

Kurikulum merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam pendidikan di samping guru dan fasilitas. Dengan kurikulum akan menggambarkan proses tujuan yang akan dicapai, materi bahan pembelajaran yang akan sampaikan, program pembelajaran yang akan dilaksanakan, serta kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan.
Kurikulum memberikan pedoman kepada guru untuk menyusun dan melaksanakan program pembelajaran. Kurikulum juga merupakan syarat mutlak bagi pendidikan di sekolah, hal ini berarti bahwa kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pembelajaran.
Setiap praktik pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, biasanya bisa berkenaan dengan penguasaan pengetahuan, pengembangan pribadi, kemampuan sosial, atau kemampuan bekerja.
Untuk menyampaikan bahan pelajaran tersebut atau untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan metode penyampaian serta alat-alat bantu tertentu. Untuk menilai hasil dan proses pendidikan, juga diperlukan cara-cara dan alat-alat penilaian tertentu pula. Keempat hal tersebut, yaitu tujuan, bahan ajar, metode-alat, dan penilaian merupakan komponen-komponen utama kurikulum. Dengan berpedoman pada kurikulum, interaksi pendidikan antara guru dan siswa akan berlangsung.
Pendidikan juga berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan juga dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat. Misalnya dalam keluarga orang tua menginginkan anak yang soleh, sehat, pandai dan sebagainya tetapi sebagian orang tua sering tidak mempunyai rencana yang jelas.
Disinilah pendidikan dalam lingkungan sekolah berperan lebih dibandingkan dengan pendidikan dikeluarga ataupun dimasyarakat. Kelebihan tersebut adalah:
1.Pendidikan formal di sekolah memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih luas, bukan hanya berkenaan dengan pembinaan segi moral tetapi juga ilmu pengetahuan dan ketrampilan.
2.Pendidikan sekolah memberikan pengetahuan yang lebih tinggi, lebih luas dan mendalam.
3.Sekolah memiliki rancangan atau kurikulum secara formal dan tertulis, pendidikan di sekolah dilaksanakan secara berencana dan sistematis.
Disini kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan di sekolah, hal ini berarti bahwa kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran.
Dan jika dilihat dari segi subjek pengguna, kurikulum dapat berfungsi bagi siswa, guru, orang tua, kepala sekolah dan masyarakat.
1.Fungsi kurikulum bagi siswa adalah sebagai instrumen untuk mendapatkan pengalaman baru, dan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan.
2.Fungsi kurikulum bagi guru adalah sebagai pedoman kerja dalam mengorganisasikan pengalaman belajar siswa, serta untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan siswa.
3.Fungsi kurikulum bagi orang tua adalah sebagai acuan untuk melihat perkembangan kemampuan belajar anak, serta meningkatlkan kualitas hasil belajar.
4.Fungsi kurikulum sebagai masyarakat adalah sebagai acuan untuk pengembangan program pendidikan disekolah, pedoman pemberian saran yang konstruktif untuk perbaikan program kedepan. Bahan berpartisipasi untuk memperlancar pelaksanaan program disekolah.
Mengenai banyaknya fungsi yang terkandung bagi siswa, guru, orang tua, kepala sekolah masyarakat. Kurikulum juga mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan dan memiliki beberapa fungsi, yaitu :
1.Mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan.
2.Memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup dan urutan isi, serta proses pendidikan.
3.Menjadi sumber konsep – konsep atau memberikan landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan.

Dari penjelasan yang begitu banyak itu dapat kita lihat kedudukan kurikulum dalam pendidikan ialah merupakan suatu rencana pendidikan yang memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan dalam mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan itu demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.

(Sumber : Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2010; Ahamad, M, dkk. Pengembangan Kurikulum, Bandung : Pustaka Setia, 1998: Nasution, S., Asas-Asas Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara, 2003)

11 Juni 2011


BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sebagai agama yang bertujuan mengantarkan hidup manusia kepada kesejahteraan dunia dan akhirat, lahir dan bathin, Islam telah membentangkan dan merentangkan pola hidup yang ideal dan praktis. Pola hidup Islami tersebut dengan jelas dalam Alqur’an dan terurai dengan sempurna dalam sunnah Rasulullah SAW.
Islam membuka pintu kerja setiap muslim agar ia dapat memilih amal yang sesuai dengan kemampuannya, pengalaman, dan pilihannya. Islam tidak membatasi suatu pekerjaan secara khusus kepada seseorang, kecuali demi pertimbangan kemaslahatan masyarakat. Islam tidak akan menutup peluang kerja bagi seseorang, kecuali bila pekerjaan itu akan merusak dirinya atau masyarakat secara fisik atau pun mental. Setiap pekerjaan yang merusak diharamkan oleh Allah.
B.Rumusan Masalah
1.Artikan QS al-Mujaadalah: 11; QS al-Jumuu’ah 9-11; QS al-Qashash :77 dan hadis etos kerja ?
2.Jelaskan kandungan QS al-Mujaadalah: 11; QS al-Jumuu’ah 9-11; QS al-Qashash :77 dan hadis etos kerja ?
3.Tunjukkan perilaku orang yang mengamalkan QS al-Mujaadalah: 11; QS al-Jumuu’ah 9-11; QS al-Qashash :77 dan hadis etos kerja ?
4.Bagaimana cara menerapkan perilaku beretos kerja seperti yang terkandung dalam QS al-Mujaadalah: 11; QS al-Jumuu’ah 9-11; QS al-Qashash :77 dan hadis etos kerja ?

BAB II
PEMBAHASAN
A.Surat Al Mujadalah Ayat 11
Artinya :
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al Mujadalah : 11)
1.Penjelasan Ayat
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hati dari Muqatil bin Hibban, bahwa pada suatu hari, yaitu hari Jum’at para pahlawan perang Badar datang ketempat pertemuan yang penuh sesak. Orang-orang pada tidak mau memberi tempat kepada yang baru datang itu, sehingga terpaksa mereka berdiri. Rasulullah menyuruh berdiri pada orang-orang yang lebih dahulu duduk. Sedang para pahlawan Badar disuruh duduk ditempat mereka. Orang-orang yang disuruh pindah tempat merasa tersinggung perasaannya. Kemudian turunlah ayat ini sebagai perintah kaum Muslimin untuk menaati perintah Rasulullah dan memberi kesempatan duduk kepada sesama mukmin.
Pada bagian akhir dari ayat 11 di atas menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat tinggi-tinggi kedudukan orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu. Orang-orang mukmin diangkat oleh Allah dan Rasul-Nya, sedangkan orang-orang berilmu diangkat kedudukannya karena mereka dapat memberi banyak manfaat kepada orang lain. Ilmu disini tidak terbatas pada ilmu-ilmu agama atau keakheratan saja, tetapi menyangkut ilmu-ilmu keduniawian. Apapun ilmu yang dimiliki seseorang bila ilmu itu bermanfaat bagi dirinya dan orang lain maka akan mejadi pusaka bagi pemiliknya, selain amal jariyah dan anak shaleh.
2.Hal-hal yang Menunjukkan dan Menerapkan Perilaku Beretos Kerja
a.Sesama mukmin hendaknya saling memberi kelapangan atau berlapang-lapang dada terutama didalam majlis, sebagai bentuk penghargaan, penghormatan dan kepedulian terhadap sesama saudara.
b.Allah mengangkat derajat kepada orang-orang yang beriman dan orang-orang yang menuntut ilmu beberapa derjat. Dan dengan ilmunya itu mereka bisa mengamalkan ilmunya di sekolah-sekolah atau di perguruan tinggi.
c.Allah dan Rasulnya sangat menghormati orang-orang yang berilmu, karena jasanya umat terbimbing menuju kehidupan yang benar dan pada kehidupan yang lebih baik.

B.Surat Al Jumuah Ayat 9-11
Artinya :
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[1475]. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik pemberi rezki.
[1475] Maksudnya: apabila imam telah naik mimbar dan muazzin telah azan di hari Jum'at, Maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalakan semua pekerjaannya. (QS. Al Jumuah : 9-10)
1.Penjelasan ayat
Qur’an surat Jum’ah ayat 9 di atas berkenaan dengan seruan Allah SWT kepada orang-orang yang beriman agar segera mendirikan shalat Jum’ah dan meninggalkan jual beli.
Yang dimaksudkan dengan “ ” adalah gabungan dari sejak adzan, khutbatain, iqamah dan shalat Jum’ah, hendaknya segala macam kesibukan, seperti jual beli, perniagaan, pekerjaan dan lain-lain harus segera ditinggalkan. Dalam hadist nabi SAW dari Thariq bin Syihab ra. Beliau bersabda :
االجمعة حقّّ واجب على كلّ مسلم فى جماعة الاّ على اربعة : عبد مملوك او امراة او صبيّ او مرييض. (رواه ابووداود والحاكم)
“Shalat jum’ah itu wajib atas tiap orang muslim berjamaah, kecuali empat orang yaitu hamba sahaya, wanita, anak-anak atau orang sakit”
Dalam riwayat lain yang berasal dari Abu Ja’d, Rasulullah SAW bersabda:
من ترك ثلاث جمع متهاونا بها طبع الله على قلبه. (رواه احمد)
“Barang siapa meninggalkan tiga kali shalat jum’at karena meremehkannya (menganggap enteng) maka Allah akan menutup hatinya”
Diakhir ayat ini diegaskan, bahwa menaati perintah Allah dengan melaksanakan shalat jum’at adalah lebih baik bagi orang-orang yang memahainya sebab selain akan memperoleh keridhoan Allah, shalat jum’at dapat menimbulkan persatuan dan kesatuan antara umat Islam, akan memperkuat tali ukhuwah Islamiyah karena shalat jum’at dilakukan dengan berjamaah.
Pada ayat 10 ditegaskan lagi, yaitu apabila telah ditunaikan shalat, maka bersegeralah mencari karunia Allah, kembali pada kegiatan masing-masing bertebaran dimuka bumi untuk mencari rizki yang halal dan baik.
Diakhir ayat, Allah SWT menganjurkan bahwa dalam mencari rizki supaya banyak berdzikir kepada-Nya agar memperoleh keberuntungan. Dzikir artinya ingat atau menyebut. Dzikrullah adalah bagian terpenting dalam kehidupan umat Islam, baik dalam kaitannya dengan masalah aqidah, ubudiyah dan akhlak. Baik dalam hubungan dengan Allah maupun hubungan sesama manusia, Rasulullah adalah orag yang paling banyak berdzikir, selalu ingat kepada Allah baik dalam situasi dan kondisi apapun.
Dalam sebuah hadist disebutkan :

عن عائيسة رضي الله عنها قالت : كان رسول الله ص.م. يذكر الله على كلّ احيانه. (رواه مسلم)
“Dari Aisyah ra mengatakan, adalah Rasulullah SAW berdzikir kepada Allah sepajang hayatnya”
Dalam ayat 11 ditegaskan tentang sikap sebagian orang-orang mukmin yang masih silau dengan pernagaan, dengan duniawi, padaha mereka saat itu sedang mendengarkan khutbah Nabi Muhammad SAW. keudian turunlah ayat ini yang menegaskan bahwa apa yang disisi Allah adalah jauh lebih baik dari pada permainan dan perniagaan. Dan diujung ayat ini ditegaskan pula Allah itu sebaik-baik pember rizki. Oleh karena itu, kepada-Nyalah kita arahkan usaha dan ikhtiyar untuk memperoleh rizki yang halal dan mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya.
2.Hal-hal yang Menunjukkan dan Menerapkan Prilaku Beretos Kerja
a.Shalat jum’at adalah suatu kewajiban bagi orang-orang yang beriman, karenanya bila waktunya telah tiba maka harus meinggalkan segala kesibukan dan aktifitas duniawi.
b.Bila shalat jum’at telah ditunaikan, maka dapat melanjutkan aktifitasnya kembali, bertebaran dimuka bumi untuk mencari karunia Allah yang halal lagi baik, serta banyak berdzikir kepada Allah dalam mencari rizki.
c.Manusia sering silau terhadap gemerlapnya duniawi, sehingga lebih memprioritaskan kepentingan duniawi dari pada kepentingan ukhrawi.
d.Allah menegaskan bahwa apa yang ada disisi Allah lebih baik dari pada segala urusan aktifitas duniawi.
C.Surat Al Qashash Ayat 77
Artinya :
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al Qashash : 77)
1.Penjelasan ayat
Pada ayat ini Allah memrintahkan kepada orang-orang yang beriman agar dapat menciptakan keseimbangan antara usaha untuk memperoleh keperluan duniawi dan usaha untuk keperluan ukhrawi.
Dalam kaitannya dengan keseimbangan urusan duniawi dan ukhrawi, diriwayatkan oleh Ibnu Askar bahwa Nabi SAW bersabda :
إعمل لدنياك كأنّك تعيس ابدا وواعمل لأخرتك كأنّك تموت غدا.
“Kerjakanlah urusan duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya, dan beramallah (Beribadah) untuk akhiratmu sekan-akan kamu akan mati besok” (HR. Ibnu Askar)
Selanjutnya ayat di atas Allah memerintahkan supaya berbuat baik kepada diri dan sesamanya (orang lain). Kebaikan Allah yang maha rahman dan rahim keada seluruh makhluk-Nya tidak terhitung jumlahnya.
Jenis-jenis perbuatan baik itu sangat beragam, misalnya membantu orang yang membutuhkan pertolongan, menyantuni anak yatim, bepartisipasi membangun masid, madrasah, jalan umum dan lain-lain. Bebuat baik kepada orang lain artinya melakukan perbuatan yang baik dan berguna untuk kepentingan orang lain, dengan segala potensi yang dimiliki. Maka perbuatan baik itu bisa dilakukan dengan ucapan, tenaga, harta, ilmu dan lain-lain. Dan berbuat baik terhadap diri sendiri, yaitu memelihara dan menjaga diri dari bahaya. Misalnya memelihara diri supaya sehat jasmani dan rohani, dengan memakan makanan yang halal lagi baik, berobat ketika sakit dan lain-lain.
Diakhir ayat ini Allah juga memerintahkan kepada manusia agar tidak berbuat kerusakan di muka bumi, seperti menebang hutan tanpa perhitungan, mencemari air maupun udara, bahkan terhadap sesama manusia saling menfitnah, adu domba, permusuhan dan pembunuhan. Semua itu sangat di benci Allah, karena akan berakibat kerusakan alam dan hancurnya kedamaian makhluk hidup. Larangan ini terdapat pada firman Allah QS Al A’raaf : 56 :
56. dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya.
2.Hal-hal yang Menunjukkan dan Menerapkan Prilaku Beretos Kerja
a.Allah SWT memerintahkan kepada orang mukmin agar mengupayakan keseimbangan dalam memenuhi kepentingan duniawi dan ukhrawi.
b.Allah SWT memerintahkan agar selalu berbuat baik terhadap diri dan sesamanya sebagaimana dia teah berbuat baik kepada manusia.
c.Allah memerintahkan kepada manusia agar tidak berbuat kerusakan dimuka bumi, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang demikian itu.

D.Hadist Tentang Etos Kerja
عن أنس رضي الله عنه قال : : كان رسول الله ص.م. يقول : اللّهمّ أعوذبك من العجز والكسل والجبن واعوذبك من عذاب القبروفتنة المحياوالمماات. (رواه مسلم)
Artinya :
“Dari Anas ra. Berkata Rasulullah SAW bersabda : Ya Allah sesungguhnya aku ini berlindung kepada-Mu (agar terhindar) dari sifat-sifat lemah, malas dan penakut, dan aku berlindung pula kepaa-Mu dari siksa kubur, ujian hidup dan mati. ”
1.Penjelasan Hadis
Hadist diatas berisi tentang doa agar kita semua dijauhkan dari sifat lemah, malas dan penakut serta doa minta dijauhkan dari siksa kubur dan ujian di dunia maupun di akhirat. Dan sebagai konsekuensinya maka kita harus berusaha sekeras mungkin untuk menghilangkan sifat-sifat buruk kita dan melakukan kegiatan yang positif.
Sifat lemah disini adalah meliputi lemah fisik dan mental. Jika fisik lemah maka tidak dapat berusaha secara maksimal dan optimal. Sementara lemah mental bisa menyebabkan seseorang tidak dapat berfikir dengan baik dan akan menyebabkan kebodohan.
Sifat malas disini meliputi malas beribadah, malas bekerja, malas bebelajar sebagai peajar, maka kepada Allah SWT kita memohon agar dihindarkan dari sifat itu.
Sifat takut mengandung maksud takut dalam mengerjakan kebaikan. Atau takut bukan pada tempatnya, seperti takut pada selain Allah, yaitu kepada syaitan, tempat-tempat angker, benda-benda keramat dan lain-lain. Maka dari itu kita hanya boleh takut kepada Allah SWT akan adzab-Nya.
Sementara untuk siksa kubur adalah memohon perlindungan kepada Allah agar terhindar dari adzab kubur. Maka dengan itu kita harus selalu melakukan amal shaleh dan berdoa kepada-Nya. Adapun untuk ujian hidup dan mati adalah dengan memohon perlindungan Allah dari fitnak ketika masih hidup dan fitnah ketika sudah meninggal.
Ujian bagi manusia dari Allah yang berupa ujian kebaikan, seperti harta, jabatan, anak dan kesehatan. Sedangkan ujian yang sedikit kearah kurang baik, seperti kecelakaan, kematian, kelaparan dan sakit. Maka dengan itu seseorang akan dinyatakan lolos dari ujian jikalah ia mau bersyukur saat ia menerima ujian kebaikan. bersabar dan bertawakal jikalah ia tertimapa ujian yang kurang baik.
2.Hal-hal yang Menunjukkan dan Menerapkan Prilaku Beretos Kerja
Sifat lemas, malas dan penakut adalah sifat-sifat negatif yang berada dalam diri manusia. Karena itulah kita harus membuang jauh-jauh sifat-sifat tersebut dari diri kita dengan cara giat bekerja. Dengan giat bekerja maka kitan akan meraih kesuksesan dan kesuksesan itu tidak luput dari rajin beribadah, bersyukur, sabar dan tawakal sebagai kekuatan dalam menghadapi cobaan hidup agar terhidar dari siksa kubur maupun siksa neraka.


DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad Daud, Pendidika Agama Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1998).
Hamzah, Ya’qub, Etos Kerja Islami, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1992).
Jamil, Ahmad, Al Fatih, (Gresik : CV Putra Kembar Jaya, 2004).
Mulyadi, Al Qur’an Hadist, (Semarang : PT Toha Putra, 2003).
Muslim, Imam, diterjeahkan Daud, Ma’mur, Shahih Muslim, (Jakarta : Widjaya, 1996).
Supiana, Materi Pendidikan Agama Islam, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2001).
Syukur, Aisyah, dkk, Al Qur’an Hadis, (Gresik : CV Gani dan Son, 2004).
Copyright 2011
Hayyan Ahmad

Powered by
Free Blogger Templates
SELAMAT DATANG DI HAYYAN-AHMAD.BLOGSPOT.COM | DAPATKAN UPDATE MAKALAH TERBARUKU DAN CATATAN HIDUPKU | UNTUK KENYAMANAN MEMBACA GUNAKAN SELALU INTERNET ACESS 3Mbps | APA BILA INGIN MENG-COPY INFORMASI/ARTIKEL DI BLOG INI | JANGAN LUPA TINGGALKAN JUGA COMMENT ANDA | HATUR NUWUN eh salah MATUR NUWON | ASSALAMUALAIKUM